Kivlan Zen: Saya Bukan Orangnya Prabowo!

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) diyakini mantan petinggi TNI Angkatan Darat, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen bukan isapan jempol. Karena itu, ia pun dikenal sebagai sosok yang kerap melontarkan isu kebangkitan partai terlarang di Indonesia itu kepada publik. Malah, sebagian kalangan menilai, lontaran isu kebangkitan PKI itu sengaja dibuatnya untuk menaikkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Akan tetapi, Kivlan membantas keras anggapan tersebut dan menyatakan bahwa ia bukan anak buah Prabowo. Demikian disampaikan Kivlan dalam diskusi bertema ‘Isu Kebangkitan PKI: Realita Atau Propaganda?’ di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (6/3/2018) sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL (grup pojoksatu.id). “Saya bukan orangnya Prabowo, bukan pengurus Gerindra. Jadi saya ini hanya orang yang mengabdi kepada bangsa,” tegasnya. Kivlan mengaku, benar bahwa dirinya memang teramasuk sebagai salah satu bagian dari tim sukses Prabowo sebagai capres dalam Pilpres 2014 lalu. Akan tetapi, katanya, hal itu dilakukannnya karena kedekatannya secara pribadi dengan pria yang pernah menjadi menantu mantan Presiden ke-2 RI, Soeharto itu. “Saya angkatan 71, Prabowo itu 73,” katanya. Malah, Kivlan menegaskan bahwa selama ini dirinya lah yang membimbing Prabowo. “Saya dari dulu yang terus membimbing dia. Jadi ketika dia menjadi capres saya dukung. Siapapun dari militer akan saya dukung,” tegasnya lagi. Sebelumnya, Kivlan Zen meyakini bahwa PKI saat ini sedang merambah institusi Kepolisian RI. Pernyataan Kivlan itu berangkat dari pengakuan politikus PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning. Mantan Kepala Staf Kostrad itu menyatakan, dirinya sudah membaca buku dan video Ribka. “Saya sudah baca bukunya Ribka Tjiptaning sampai selesai, dan saya juga sudah lihat videonya. Isinya dendam, dendam,” ucapnya. Kivlan mengaku sudah menonton video yang berisi pernyataan Ribka. Di situ, terang Kivlan, Ribka yakin kekuatan 15 juta kader PKI siap menuntut balas atas tragedi 1965. Bahkan Ribka juga menyebut PKI telah menguasai Kepolisian RI. Kivlan lantas memberi contoh kasus-kasus pengibaran bendera palu dan arit di berbagai daerah tidak kunjung ditangani serius oleh kepolisian. Menurutnya, pelakunya sudah diserahkan ke polisi namun tidak diproses sesuai hukum. Sementara yang Kivlan tahu adalah pengibaran bendera palu dan arit bukan delik aduan melainkan delik formil. “Why kepolisian? Ada apa ini semua? Apakah benar pernyataan Ribka Tjiptaning itu,” tudingnya. (Fajar/pojoksatu)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan