Sebatang Kara, Tunanetra, Tak Dibantu karena Tak Ber-KTP

  • Bagikan
DADONG SUKRANIS, TETAP SEMANGAT BEKERJA DENGAN MENJUAL POROSAN. (Foto: JPG)

Di usia senjanya, Dadong Sukranis (82), hidup sebatang kara. Tetapi lansia asal Banjar Dinas Kelod Kauh Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, tidak menyerah begitu saja.

===================

KEHIDUPAN Dadong Sukranis sangat memprihatinkan. Ia masuk kategori warga miskin, yang jarang tersentuh bantuan dari pemerintah. Praktis segala kebutuhannya harus dipenuhi sendiri dengan segala keterbatasan. Malangnya lagi, selain hidup sebatang kara, Dadong Sukranis juga merupakan penyandang tunanetra sejak lahir. Meski hidup dengan segala keterbatasan, Dadong Sukranis masih berusaha bekerja sekuat tenaga, agar dapur tetap bisa ngepul. Dadong Sukranis tinggal di sebuah gubuk, berukuran sekitar 4×2 meter yang merupakan warisan dari almarhum ayahnya. Bahkan gubuk ini terlalu tua untuk ditempati, lantaran sudah berdiri sejak tahun 1974. Bangunan usang ditempati dadong Sukranis jauh dari kategori layak huni, lantaran atap genteng dapur sudah bocor di mana-mana. Bahkan, setiap kali hujan turun, air akan membasahi lantai beralaskan tanah tersebut, hingga praktis lantai itupun becek. Di dalam gubuk tersebut, hanya terdapat sebuah tungku api, dan sebuah meja yang terbuat dari bahan bambu. Di meja itu lah wanita malang tersebut merebahkan tubuhnya. Tanpa beralaskan tikar apalagi kasur. Sungguh memilukan. Namun yang patut diteladani dari sosok Dadong Sukranis adalah semangatnya menjalani hidup. Meski mengalami kebutaan sejak lahir, namun ia memutuskan untuk tetap bekerja, mencari uang. Dadong Sukranis mengais rejeki dari usahanya membuat porosan untuk bahan sesajen.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan