Balas Pertanyaan Ma’ruf Amin , Fadli Zon: Tidak Paham Politik Sih

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi langsung pertanyaan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin yang ikut mengomentari pidato Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang menyindir elit politik yang rakus dan bodoh. Sebelumnya, Ma'ruf Amin meminta agar Prabowo Subianto menunjuk elit politik siapa yang dimaksud rakus dan bodoh. Namun, buat Fadli Zon pernyataan dalam isi pidato itu tak serta merta ditujukan kepada satu orang, tetapi buat semua elit baik di eksekutif, legislatif hingga pengambil kebijakan. "Ya ini pada tidak paham politik sih ya. Jadi kalau berbicara itu apakah kemudian harus menunjuk orang. Memangnya kita sedang melakukan fit and proper test. Ini kan kaya saya bicara plonga plongo, kemudian saya harus bicara siapa plonga plongonya? Memang ini kuis atau apa?. Jadi kalau ada yang merasa tersinggung, mungkin memang dia terasa atau merasa. Kalau dia terasa bukan salah saya dong, dia merasa plonga plongo," kata Fadli Zon, Selasa (3/4). Buat Wakil Ketua DPR RI itu, isi pidato Prabowo yang mengatakan ada elit politik yang rakus dan bodoh itu tak perlu namanya disebut. Namun, pernyataan tersebut bagaimana dijadikan sebagai bahan intropeksi terhadap semua elit politik di bangsa ini. "Ya tidak perlu, kan bicara banyak masa harus disebut satu-satu, kecuali memang kalau menyebut nama. Saya kira ini bahan untuk introspeksi terhadap kita semua. Elit itu banyak, di eksekutif, legislatif, pengambil keputusan. Rujukan kita kan konstitusi misalnya dalam persoalan ekonomi, kekayaan alam kita, ekonomi kerakyatan, harusnya ekonomi kerakyatan bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat, itu aja rumusnya," jelas Fadli Zon. Dikatakan mantan aktifis mahasiswa itu, isi pidato soal elit rakus dan bodoh yang disampaikan oleh Prabowo itu sudah menggangu telinga elit di bangsa ini. Padahal, maksud dari pernyataan itu adalah bagaiman mensejahterakan rakyat dengan kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini. "Menurut saya rumus itu brilian, rumus itu Muhammad Hatta yang buat," ujarnya. Lebih lanjut Fadli Son, pernyataan Prabowo itu bersumber dari rumus yang dicetuskan oleh Muhammad Hatta, dimana kekayaan bangsa ini sangat berlimpah tapi dinikmati oleh segelintir orang. Parahnya, segelintir orang itu adalah warga negara asing. "Menurut saya Prabowo itu merujuk dari situ, Indonesia ini kaya tapi banyak rakyatnya miskin, dan kekayaan itu hanya dikuasai segelintir orang dan bahkan asing gitu. Jadi itu yang akhirnya dan kebijakan itu, maling itu bukan berarti handphone trus diambil gitu, dari sisi kebijakan bisa menjadi maling," tutup Fadli Zon. (Aiy/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan