Demi Keadilan di Wajo, Warga Tulis Surat Terbuka untuk Kapolda Sulsel

c. Saya sempat bertemu dengan polisi anggota Polsek Pitumpanua di lokasi kejadian dan mengatakan pada saya bahwa dia sempat menegur pelaku penebang pohon yang menutup jalan. Hal itu saya sampaikan kepada penyidik Polres pada saat saya diBAP malah saya disampaikan bahwa apakah saya mampu menghadirkan polisi tersebut. Tentu saya jawab tidak bisa karena menurut saya kalau pihak Polres Wajo serius mau ungkap pelaku seharusnya info saya tersebut bisa pihak Polres tindak lanjuti.
d. Saya sudah bertemu dengan beberapa orang yang sudah mengakui perbuatannya bahwa dia adalah salah satu pelaku kejadian dan nama-nama tersebut saya serahkan ke pihak Polres Wajo dan dibuatkan surat undangan konfirmasi. Akan tetapi yang bersangkutan tidak datang karena lebih dulu dijemput oleh oknum kepala desa tersebut yang selama ini kami duga sebagai otak pelaku. Atas ketidakhadiran mereka pihak Polres Wajo hanya passif saja dan berharap saya yang harus hadirkan mereka sehingga ada rasa tidak mungkin pelaku dan otak penutupan jalan tersebut bisa tertangkap kalau saya yang harus menjemput atau mendatangkan pelaku di hadapan penyidik Polres Wajo.
e. Sepengetahuan saya dan hal ini ada beberapa rekan kami yang mengetahui pula bahwa setelah kejadian bapak Kapolres Wajo bertemu dengan beberapa kepala desa se Kecamatan Pitumpanua, termasuk oknum kepala desa yang kami duga sebagai otak pelaku. Sehingga saya menduga bapak Kapolres Wajo sudah tahu otak pelaku.
f. Saya menduga adanya orang besar di Kabupaten Wajo yang berada dibalik pelaku dan otak pelaku sehingga sampai hari ini pelaku dan otak pelaku penutupan jalan ke lokasi kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati PAMMASE yang diusung oleh PDIP, PAN, Nasdem, PPP, PKS, Demokrat dan PBB belum terungkap.