Data Bocor, DPR Minta Facebook Ditutup

  • Bagikan
"Ini pelanggaran berat lho. Mereka curi data kita dengan jumlah yang tidak sedikit. Masa hal tersebut mau dibiarkan berlama-lama. Nunggu Facebook selesai audit yang entah kapan selesainya. Paksa, selesaikan dengan segera, atau blokir. Jangan nunggu-nunggu. Terlalu baik emang dengan Facebook ini. Blokir dulu kalau perlu, ribut belakangan. Kita dukung, apalagi ini terkait dengan kedaulatan siber kita," terang Sukamta. Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, Henri Subiakto menilai pernyataan Sukamta terlalu terburu-buru. "kami bergerak berdasarkan data. Kami harus mencari dulu datanya, sebab musababnya, tidak asal blokir saja." "Kita lihat dulu permasalahannya, semua berproses dan berjalan terus. Kita juga tidak diam saja, koordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini kepolisian juga berlanjut terus. Soal kita lambat, lemah atau dicuekin Facebook itu tidak benar," tambah Henri. Henri menyebut bahwa jika Sukamta mengaitkan tindakan pemblokiran dengan Tumblr dan Telegraph beberapa waktu lalu. Hal tersebut dijelaskannya karena kedua platform tersebut memiliki kasus yang jelas. Yakni kasus pornografi yang bisa dikenakan langsung dengan Undang-undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). "Tumblr dan Telegraph kita blokir karena mereka selain melanggar aturan. Mereka juga tidak kooperatif, penggunanya sedikit memang, kecil lingkupnya. Masa sudah kecil mau ngecilin pemerintah juga. Tidak bisa begitu dong, makanya kita blokir. Kita surati tidak membalas, kita imbau tidak menanggapi, ya kita ambil tindakan. Sementara Facebook nurut."
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan