Pilu TKI di Arab Saudi, Gaji Tak Pernah Naik, Izin Pulang Ditahan Majikan

  • Bagikan
Nenek Aini (baju hitam) saat melakukan video call dengan kedua anaknya di Indonesia, di KBRI Riyadh Selasa (14/3) (Foto: Istimewa for JawaPos.com)
FAJAR.CO.ID -- Air Mata Nur Aini,55, tak bisa dibendung lagi. Semuanya seolah tertumpah, mengucur deras membasahi pipinya yang mulai keriput. Tangis kebahagiaan ini pecah, ketika Nenek Aini-begitu ia disapa- bisa berkomunikasi dengan kedua anaknya, Ahyadi dan Yanti di Indonesia pada Selasa (14/3) kemarin, di kantor KBRI Riyadh, setelah 20 tahun lebih tak bertemu dan tak saling berkomunikasi. Tangisan kebahagiaan juga semakin pecah, ketika Aini bisa melihat wajah anak-anak dan cucu-cucunya melalui video call. Tentu saja, itu adalah kali pertama Aini melihat wajah cucu-cucunya. Bahkan, sebelum disambungkan melalui telepon, Aini mengaku tak ingat lagi seperti apa wajah anak-anaknya. Dalam sambungan telepon itu, Aini juga baru mengetahui bahwa ayahanda dan ibundanya telah wafat. Tak pelak air mata terus membasahi pipi Aini. Aini akhirnya akan segera kembali ke tanah air, setelah KBRI Riyadh mengurus segala prosedur di instansi terkait di Arab Saudi. Nenek Aini, meninggalkan kampung halaman pada 10 September 1997. Selama lebih dari 20 tahun merantau di Arab Saudi, menurut pengakuannya tak pernah berkomunikasi dengan keluarganya di Serang, Banten. Ia pun baru mengetahui bahwa kini keempat anaknya telah menikah. Selama bekerja di majikannya, Nenek Aini mengaku tidak pernah mendapatkan perlakuan kekerasan. Hanya saja, gajinya tak pernah naik. “Ya, bekerja selama 20 tahun dengan gaji yang sama,” kata Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Riyadh, menirukan ucapan Nenek Aini, sebagimana dikutip dari siaran pers yang diterima JawaPos.com Sabtu (21/4).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan