Wapres: Tiongkok Mitra Dagang Terbesar Sejak 2017 dan Terus Berlanjut

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kemitraan strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok terus meningkat sejak dicanangkan tahun 2013 silam. Banyak kemajuan dan capaian yang diraih, di antaranya perdagangan, investasi, infrastruktur dan pariwisata.
Total nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok tercatat USD60 Miliar pada 2017 atau naik hingga berkisar 24 persen dari tahun 2016, yakni USD48 Miliar.
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla dalam sambutannya di Indonesia-China Business Summit di Sangrila Hotel, Jakarta, Senin (7/5/2018). "Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar sejak 2017," kata Jusuf Kalla.
Meski demikian, jika dilihat dari neraca perdagangan Indonesia, hal tersebut tidak seimbang dengan banyaknya arus barang yang masuk. Olehnya itu, untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan dan mengurangi devisit, maka Wapres meminta peningkatan impor Tiongkok atas produk unggulan Indonesia, seperti kelapa sawit, biodiesel, kopi,b buah-buahan tropis, alas kaki dan produk perhiasan.
"Defisit perdagangan Indonesia terhadap Tiongkok tahun 2017 mencapai lebih USD12,72 Miliar," tambahnya.
Lebih lanjut, dalam bidang investasi, Tiongkok merupakan mitra terbesar ketiga setelah Singapura dan Jepang.
Berdasarkan perhitungan, total investasi di Indonesia mencapai USD3,4 Miliar pada tahun 2017. Jumlah tersebut belum termasuk Hongkong. "Tentu harapan kita bisa menjadi lebih besar lagi," pungkasnya.
Sementara dalam bidang infrastruktur, Tiongkok menempati urutan kedua dengan nilai investasi terbesar di Indonesia. Sinergi antara poros maritim dunia dengan one belt one road mampu memberikan peluang bisnis baru senilai puluhan miliar bagi perusahaan kedua negara.