10 Tahun Jadi Kabupaten, Buru Selatan Belum Punya Madrasah Negeri

FAJAR.CO.ID -- Setelah mekar sebagai daerah otonom baru hingga saat ini, Kabupaten Buru Selatan belum memiliki madrasah negeri. Padahal tuntutan pendidikan agama untuk membentengi genersi muda di wilayah itu sangat penting dan diharapkan.
Kurang lebih 10 tahun mekar dari kabupaten Buru sebagai Kabupaten Induk sistem pendidikan madrasah di seluruh wilayah Kabupaten Bursel masih dikelola oleh yayasan. Proses pengelolaannya pun bersifat dari dan oleh untuk mereka sendiri.
Sistem pengelolaan pendidikan pada madrasah seperti ini dikhawatirkan tidak maksimal untuk menjawab kebutuhan pendidikan agama. Hal ini diakui Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Buru Selatan Usman Bahta, Jumat (12/5/2018).
Bahta mengatakan, belum adanya perhatian Kementerian Agama untuk menegrikan madrasah madrasah swasta di Kabupaten Bursel menjadi kendala dan tantangan pendidikan madrasah. Tentu minimnya fasilitas dan dukungan ketenagaan yang tidak memadai mengakibatkan madrasah tidak bisa bangkit untuk setara dengan lembaga pendidikan di bawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . Kondisi ini tentu berbeda dengan kabupaten/kota lainnya. Dimana, pendidikan madrasah dikelolaj dan sudah mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain.
Paling tidak madrasah-madrasah itu telah memiliki kedudukan da punya martabat.”Baik itu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA) seluruhnya masih dikelola oleh yayasan,”ungkap Bahta.
Menurut Bahta, penegrian madrasah madrasah di Bursel sangat penting dan diperlukan. Sebab, jika sudah dinegerikan otomatis ada bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Agama dalam dalam rangka pemenuhan kebutuhan baik itu fasilitas infrastrukturnya maupun Sumber Daya Manusianya.