Usung Kekuatan Wisata Alam, Penthahelix Majalengka Siap Genjot Pariwisata

Implementasinya tentu tidak bisa sembarangan. Semua mengarah pada standar global. Untuk industri pariwisata, acuannya diarahkan pada ukuran kerja Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF).Hal yang sangat masuk akal mengingat TTCI memeringkat kinerja sektor travel dan turisme berdasarkan sekitar 141 negara berdasarkan 4 kriteria umum, yaitu Enabling Environment, Travel and Tourism Policy and Enabling Condition, Infrastructure, dan Natural and Cultural Resources.
"Intinya saya ingin mengatakan bahwa strategi Indonesia Incorporated yang dilakukan haruslah fokus dengan mengacu pada ukuran kinerja global yang berlaku di seluruh dunia. Dengan bekerja secara fokus, kita akan bisa mengalokasi sumber daya yang kita punya secara lebih cermat," tambah Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ucapan Menteri akhirnya terbukti. Hasilnya, peringkat Merah Putih melonjak 8 tangga dari papan 50 besar dunia menerobos ke posisi 42 dunia. Prestasi itu tentu tidak datang tiba-tiba.
"Energi besar seorang pemimpin berasal dari imajinasinya. Jika Anda dapat membayangkannya, maka Anda akan dapat meraihnya. Dan pemimpin adalah orang yang selalu bermimpi dan dapat merealisasikan mimpinya! Karena pemimpin yang baik sudah seharusnya bermimpi besar. Indonesia yang besar, namun cepat dan lincah,itu mimpi saya," harap Menpar Arief Yahya. Arief mengutarakan, bahwa langkah cerdas dan cepat untuk meningkatkan nilai dan rasa bangga bangsa Indonesia yakni dengan deregulasi. Beberapa bukti nyata pun diungkap Arief, pertama dengan dukungan Presiden Jokowi yang menetapkan Pariwisata sebagai leading sector. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) bagi wisatawan mancanegara, penyederhanaan perizinan yacht dan menghapuskan peraturan mengenai Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT) juga efektif.