Geliat Bisnis Buku Islam Belum Menjanjikan

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Bisnis pemasaran buku-buku Islam belum menjanjikan, apalagi mendapat tempat yang layak di kalangan umat Islam. Omzet penjualan buku-buku Islam belum menunjukkan kemajuan yang pesat di bulan Ramadan jika dibandingkan di luar bulan Ramadan. Hal tersebut, diakui Natsir Arsyad, salah seorang pemilik gerai toko buku Islam di Al Almarkas Al Islami Jenderal M Jusuf, Makassar. Menurut Natsir, animo masyarakat membeli buku Islam sama saja di luar bulan Ramadan. "Sehari paling yang terjual 5-10 judul buku," kata Natsir Arsyad kepada Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia, Bachtiar Adnan Kusuma di Al Markas Al Islami Makassar, Rabu (24/5/2018). Penyebabnya, aku Natsir, karena maraknya toko buku Islam mulai bermunculan di mana-mana. Misalnya saja, lanjut Natsir, toko buku Islam terbesar di Makassar seperti Cordova, Toha Putra, dan lainnya. Jujur, aku Natsir yang berjualan buku Islam 22 tahun di Al Markas, keuntungannya tidak terlalu menjanjikan. Kendati, bisnis buku Islam tak sekadar memburu profit, tapi punya nuansa dakwah. "Kalau dai berdakwah secara lisan, maka kami berdakwah dengan berjualan buku Islam. Ya, untungnya buku-buku Islam isinya tak kedaluarsa dan kapan saja dibutuhkan, berbeda dengan buku-buku umum tergantung momen," jelas ayah tujuh anak ini. Sementara itu, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) mengakui bahwa geliat buku Islam belum menjanjikan dengan jumlah penduduk umat Islam yang mayoritas di Indonesia. "Pergerakan pemasarannya masih sekitar 30 persen dari buku buku umum lainnya", kata Managing Editor Yapensi ini. Karena itu, BAK menilai perlunya dibangun kesadaran bersama pentingnya membaca bahkan wajib hukumnya bagi ummat Islam. Budaya membaca belum tumbuh baik sejurus dengan budaya beli masyarakat akan kebutuhan buku buku Islam. Akibatnya, lanjut Ketua Lembaga Advokasi Pendidikan Ika BKPRMI Sulsel ini, berpengaruh terhadap budaya beli buku Islam sangat signifikan dengan budaya baca umat Islam yang rendah. Para pelaku bisnis buku-buku Islam hanya berusaha mempertahankan apa yang ada. "Berharap banyak pembeli buku dari umat Islam belum bisa menjadi sebuah harapan besar. Ya, sekadar bertahan agar geliat buku-buku Islam tetap bertahan dan tak lekang ditelan masa," ujar BAK. Makanya, dibutuhkan tumbuhnya kesadaran kolosal ummat Islam cinta membaca buku. "Selama ini kita terjebak mempertentangkan hal-hal non substansial. Padahal persoalan paling urgen adalah umat Islam harus bangkit minat bacanya sekaligus minat belinya terhadap buku-buku Islam," jelas Motivator pembelajar parenting ini. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan