Ini Sebab Mahasiswa Unpatti Ambon Ancam Tutup Jembatan Merah Putih

  • Bagikan
Palinusa menambahkan, saat ini ada program pemerintah pusat di FKIP yaitu Program Provesi Guru yang juga harus dijalankan, sementara gedung perkuliahan yang ada tidak mencukupi. Ia membeberkan, karena jumlah mahasiswa dan jurusan yang banyak saat ini saja untuk kegiatan perluliahan, FKIP harus terbagi dua, sebagian ber­aktifitas di kampus PGSD dan sebagian lagi di Poka. Pemerintah harus menyadari ini. Bagaimana mau meningkatkan kualitas pendidikan di Maluku, termasuk kualitas Uji Kompetensi Guru (UKG) yang jug terpuruk kalau untuk pembangunan infrastruktur saja pemerintah sudah tidak serius seperti ini,” kata dia. Palinussa yang juga anggota Senat fakultas ini menambahkan, Senat FKIP sudah beberapa.kali mendesak dekan, bahkan rektor untuk persoalan belum kelar-kelarnya proyek bangunan tukar guling tersebut. “Dari pihak rektorat bahkan sudah beberapa kali menghubungi Said Assagaff saat masih aktif menjadi gubernur dan sudah beberapa kali dilakukan kunjungan ke lokasi proyek yang terletak di sebelah gedung perpustakaan Unpati itu,” bebernya. Kontraktornya, lanjut dia, bahkan juga sudah dipanggil untuk diperintahkan melanjutkan peker­jaannya tapi terkesan tidak serius dan main-main. “Saat ini bahan-bahan yang tidak seberapa itu dibiarkan terbengkalai begitu saja. Pekerjaan sudah terhenti lagi. Lalu kapan bangunan ini bisa selesai. Ini tidak bisa dibiarkan. Harus dilawan,” ujar Palinussa. Ia lalu membandingkan pekerjaan JMP dengan dana ratusan milyar bisa rampung, bahkan proyek kompensasi pembangunan pelabuhan untuk TNI AL di Tawiri yang anggarannya sangat besar bisa berjalan dengan baik, sementara kompensasi untuk penggantian lahan milik Unpatti untuk bangunan tersebut dibiarkan terbengkalai begitu saja. “Ini sudah keterlaluan sekali,” kesalnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan