HMI Terbiasa dengan Perbedaan, Ferry: Silaturahmi Tak Boleh Putus Karena Politik

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan meminta agar alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tidak memutuskan tali silaturahmi akibat perbedaan sikap politik.
"Silaturami kita tidak boleh terganggu dalam sebuah perhelatan politik," kata Ferry dalam sambutannya di acara Halal Bihalal Alumni HMI Sabang 17 di Aula Mesjid Sunda Kelapa, Menteng, Minggu, (22/7).
Dikatakan Ferry, alumni HMI sudah terbiasa dengan sebuah perbedaan, karena secara struktural HMI sudah mengajarkan arti sebuah perbedaan. Lanjut Ferry, keberagaman profesi alumni HMI merupakan sesuatu yang given dalam interaksi dan justru menantang organisasi 'Hijau Hitam' ini.
"Mari kita saling menguatkan, saling mensupport, saling menjaga jaringan alumni, dengan prinsip dasar 'Jika tidak dapat membantu, minimal tidak mengganggu," ujarnya.
Menurut mantan Ketua Umum PB-HMI 1990-1992 ini, kesadaran menjaga silaturahmi sejatinya adalah fitrah bagi setiap kader HMI pasca berakhirnya status keanggotaan seorang kader.Untuk itu, Ferry meminta para Alumni merenungkan sejenak tentang silaturahmi pasca berkiprah di HMI.
"Kalau saya lebih melihat silaturahmi pasca HMI pada sisi optimistik, yang masih setia pada bagian dari Mission HMI, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung Jawab terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT," ungkapnya.
"Kesadaran untuk berlomba berbuat Kebajikan (fasthabiqul khairat) adalah medium kompetisi Para Alumni HMI. Sehingga Silaturahmi Selamanya adalah basis kiprah para Alumni dalam kiprahnya dimanapun dan sebagai apapun," sambungnya.
Lebih lanjut mantan Ketua Komisi II DPR ini, kurangnya tatap muka antar sesama alumni menjadi alasan kecil terjadi gap antar sesama alumni. "Sekarang ini, kita menjadi jarang untuk silaturahmi dengan cara tatap muka, tradisi untuk ricek atau konfirmasi terhadap suatu informasi menjadi sangat langka, atau bahkan kita tanpa sadar menjadi ‘penyebar’ berita tidak benar/Hoax," jelasnya.
Bahkan, kondisi ini menjadi rawan dan mengancam kemuliaan dan kehebatan silaturahmi sebagaimana dipesankan dalam Islam. "Kita menjadi sangat mudah untuk mempercayai berita/informasi yang belum terbukti kebenarannya," tutup Ferry. (Aiy/Fajar)