Kembangkan Psikomotorik Anak via Penghapusan PR di Sekolah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, GOWA -- Bagi siswa di SD dan SMP di Kabupaten Gowa, penghapusan pekerjaan rumah (PR) bukan hal yang baru lagi. Ketentuan ini sudah lama diberlakukan sejak Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) diterapkan. “Kita sudah terapkan siswa tanpa PR sejak 2011 lalu. Semua hal yang berbau peningkatan kompetensi anak kita lakukan apalagi daerah Gowa memang terus berbenah untuk menjadi Kabupaten Pendidikan,” ulas Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, baru-baru ini di sela kegiatan memperingati Hari Anak Indonesia di kantor Pemkab Gowa. Dan sejak SKTB ini diperdakan, program inovasi Pemkab Gowa inipun menjadi sasaran kunjungan studi ratusan pemerintah kabupaten/kota dari berbagai provinsi baik dalam maupun luar Sulsel. Karena menjadi bahan sharing pemerintah daerah lain, pihak Kementrian Pendidikan pun melahirkan sejumlah kebijakan yang mengadopsi dari penerapan SKTB diantaranya kelulusan siswa tidak lagi merujuk dari hasil ujian nasional tapi juga hasil ujian sekolah siswa. Bupati Adnan mengatakan pemberian tugas memang merupakan bagian integral dalam sebuah sistem pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan di Gowa adalah berbentuk Project Based Learning dimana model ini lebih dominan mengembangkan kompetensi psikomotorik anak. Dalam sistem tersebut, jelas Adnan, mengubah metode pemberian tugas melalui games (bermain), sehingga anak tidak merasa sedang mengerjakan tugas. Dimana setiap satu pelajaran usai, maka tugas para siswa juga dianggap telah selesai. “Tugas yang diberikan itu diselesaikan di sekolah, tanpa harus membawa pulang ke rumah. Tujuan utama pemberian PR itu, pada dasarnya agar anak tidak banyak keluyuran di malam hari, sehingga dinilai tidak menjadi subtansi. Sebab subtansi pembelajaran pendidikan formal berlangsung di sekolah. Sedangkan yang terjadi di rumah atau di luar sekolah, konteksnya adalah pendidikan informal atau nonformal,” tambah bupati.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan