AJAIB! Begini Cara Jumaidi Selamatkan Diri dar Kecelakaan Pesawat di Papua

Jumaidi sendiri sempat hendak menolong salah satu penumpang lain yang hidup tapi sulit dilakukan karena tangan patah. "Ia hanya mencari air di puing pesawat dan menunggu evakuasi," imbuhnya. Saat ditemui di ruangannya, Jumaidi terlihat menahan sakit dan mengeluh. Ia mengaku kelaparan. Bahkan ia mempertanyakan langsung ke Karumkit, AKBP Heri Budiono kapan ia bisa makan.
"Lapar dok, mau makan, lapar sekali ini," ucapnya polos. Ia juga bertanya kepada beberapa kerabat yang menjaganya apakah besok kalau sudah diijinkan, ia boleh memakan nasi goreng. Namun menurut AKBP Heri, pihak rumah sakit masih akan melakukan observasi hingga esok. "Sudah di CT-Scan dan tidak ada pendarahan hebat namun saat ini masih diobservasi. Pasien dipuasakan dan jika cenderung terjadi pendarahan yang banyak maka harus dioperasi," beber Heri. Ia juga membenarkan bagian tulang panggul Jumaidi yang terjadi peregangan.
"Untungnya kurang dari 2 Cm sehingga tidak dilakukan operasi, kecuali lebih dari 2 Cm," tambahnya. Ditambahkan bahwa saat ini masih dalam agenda penanganan jenasah yakni fase DVI yang telah dimulai dari lokasi kejadian. Setelah itu dilanjutkan fase kedua dilakukan identifikasi jenasah melalui data primer (sidik jari, gigi dan DNA) dan sekunder (property/pakaian yang digunakan termasuk riwayat medis).
Sementara Bupati Pegunungan Bintang, Costan Otemka usai membesuk satu korban selamat, Jumaidi menganggap bahwa yang dialami bocah SMP ini adalah satu keajaiban. Costan sempat tersenyum saat keluar dari ruangan karena merasa hampir tak percaya jika ada yang bisa selamat. Iapun berkeinginan membantu keluarga duka. "Untuk santunan saya pikir pasti apalagi ayahya meninggal dan ayahnya kerja di Pegunungan Bintang juga," akunya.