Pakar Ekonomi Prediksi Rupiah Akan Melemah Hingga Pertengahan 2019

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Keterpurukan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini diklaim akibat dampak krisis ekomomi yang melanda selumlah Negara di Eropa. Tak hanya Indonesia, dampak serupa juga terjadi kepada negara-negara di asia tenggara mengalami dampak krisis tersebut.
Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowl)-Jusuf Kalla (JK), saat ini terus berupaya melakukan strategi ekonomi agar tidak terjadi gejolak di tengah masyarakat, khususnya bagi pelaku bisnis. Bahkan sejumlah pengamat memprediksi situasi yang sulit yang dihadapi Indonesia Ini akan berlangsung lama. Hal ini dipicu adanya pengetatan mata uang Amerika dan suku bunga.
Bila pemerintah tidak cepat melakukan upaya dan mencari solusi, maka tidak mustakhil mata uang rupiah akan semakin terpuruk. Situasi sulit Ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama hingga pertengahan 2019 mendatang.
Terkait dengan merosotnya mata uang rupiah terhadap dolas AS, pakar ekonomi dari Universitas Gajah Mada A.Tony Prasetiantono berpendapat, perkembangan aktivitas riil perekonomian global masih sangat baik, ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan sehat yang terjadi secara luas di negara maju dan berkembang.
"AS menjadi salah satu negara dengan kinerja ekonomi paling menjanjikan, dengan pertumbuhan yang berada dalam tren peningkatan. Pertumbuhan ekonomi diikuti tingkat pengangguran yang terus menurun hingga menyentuh 3,8% pada bulan Mei 2018 atau terendah dalam 18 tahun," kata Tony Prasentiantono di Hotel The Bellevue Suites, Selasa (14/8).