Pakar Ekonomi Prediksi Rupiah Akan Melemah Hingga Pertengahan 2019

  • Bagikan
"Ke depan, aktivitas riil ekonomi global diperkirakan masih solid meski bergerak ke arah moderat yang nampak pada indeks perdagangan internasional (Baltic Dry Index) dan indeks manufaktur (PMI index) yang berada pada arah ekspansif," sambungnya. Sementara itu, Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun 2014 setelah memasuki masa konsolidasi pasca commodity boom pada tahun 2015-2016 Sisi Pengeluaran Kontribusi konsumsi RT meningkat di Q2 2018 sejalan dengan pertumbuhan yang tinggi. "Kontribusi PMTB sedikit menurun di Q2 dibandingkan Q1 2018, namun tetap lebih tinggi dari Q2 2017. Komponen lain mengalami peningkatan terkait dengan tingginya pertumbuhan inventori," ujarnya. Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi negatif sejalan dengan tingginya impor terkait aktivitas produksi dalam negeri. "Selama beberapa bulan, neraca perdagangan Indonesia di 2018 mengalami defisit lebih sering dibanding tahun sebelumnya. Meski secara ytd, ekspor Januari-Mei 2018, tumbuh 9,65%. impor tumbuh lebih cepat khususnya Impor non-migas," paparnya. Berbeda jika dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya, neraca perdagangan non-migas Indonesia mengalami defisit 2 bulan berturut-turut dari April sampai Mei 2018. (Aiy/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan