Begini Cara Cerdas Solihin Merubah Kehidupannya saat Menjadi Transmigran

“Pada saat itu cari gaji satu juta saja sulit. Bagaimana nanti nasib anak-anak yang masih kecil. Nah, di lokasi transmigrasi saya dapat rumah dan tanggungan makan setahun. Lalu diberikan lahan satu hektar. Dua tahun kemudian diberikan lagi 1 hektar,” ungkapnya.
Meski sudah mendapatkan tanah, dia tak langsung menggarap lahan tersebut. Dengan uang pegangan sebesar Rp 9 juta, Solihin memilih untuk berdagang terlebih dahulu. Ia membeli merica atau lada milik masyarakat sekitar dan dijual kembali di pasar.
“Penjualan saya bagus. Saya bisa setor sampai Rp 15 juta ke bos saya. Dalam sebulan sedikitnya saya bisa dapat Rp 5 juta. Bos makin percaya dengan saya,” sambungnya.
Dengan penghasilan itu, ia memilih untuk membeli lahan daripada menabungnya. Usahanya tak sia-sia. Kini dirinya memiliki total lahan 5 hektar untuk menanam merica. Saat ini yang sedang ditanami 2 hektar. Buah merica dari lahannya juga dia jual. Sambil tetap berdagang, kini penghasilannya sudah mencapai Rp 600 juta setahun.
“Saya mulai fokus menanam merica pada 2015. Waktu itu harganya Rp 170 ribu/ kilogram. Meski saat ini harganya turun, namun pasarnya tetap bagus. Dari provinsi bahkan selalu mencari merica di tempat saya,” katanya.
Setelah berhasil dinobatkan sebagai Juara I Transmigran Teladan 2018, Solihin berharap infrastruktur pendukung pertanian di kawasan transmigrasi ke depannya dapat lebih difasilitasi. Menurut Solihin, hal yang dibutuhkan adalah jalan produksi tani, jembatan, serta percetakan sawah. Jika semua terpenuhi, maka para transmigran di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kawasan Transmigrasi Mahalona akan makmur.