Diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono, keributan sempat diredam. "Sempat dibawa ke rumah ketua RT. Tapi, Syam panggil beberapa rekannya yang dari Samarinda Seberang," sebut perwira melati satu. Tak lama berselang, beberapa rekan Syam tiba di lokasi keributan. Semakin tak bisa dihindari, adu jotos dua kelompok pun tak terhindarkan. Syam berusaha kabur, namun "hujan" batu ke arahnya membuat dia jatuh tersungkur. Darahnya mengucur deras dari kepala.
Keributan sempat mengundang amarah warga. Hanya hitungan menit, jajaran Sabhara Polresta Samarinda tiba di lokasi. Syam dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dijelaskan Sudarsono, ada tiga laporan kasus perkelahian yang kini ditangani. "Semuanya saling lapor," ujarnya. Namun, polisi baru meringkus Ermi. Pria berambut cepak itu dibekuk di Jalan Tengkawang, Sungai Kunjang. Dini hari kemarin (20/8), polisi membekuk Ermi saat sedang bersantai di salah satu rumah rekannya. Kepada polisi, Ermi mengakui perbuatannya. "Enggak terima karena adik (Roni) mau dipukul," ujarnya. Sementara itu, hingga kemarin, Syam masih terbaring lemah. Kondisinya semakin kritis.
Polisi pun kebingungan dengan orang-orang yang terlibat dalam keributan tersebut. "Soalnya ada yang dari Samarinda Seberang, dan itu masih kami dalami lagi keterangan pelaku," sebut Sudarsono. Sempat ditemui di rumah sakit, Syam menyebut, memang sempat dipukul Ermi. Namun, Ermi membantah jika sempat memukul. "Enggak ada pukul. Bohong itu," ujarnya. Ditegaskan Sudarsono, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait sejumlah keterangan pelaku. "Siapa saja yang terlibat akan ditangkap," tegasnya. (*/dra/riz/k15)
