FAJAR.CO.ID, PONTIANAK- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar kian pekat. Khususnya Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Bukankah seharusnya Pemprov Kalbar menetapkan status bencana kabut asap?
Karhutla terjadi setiap hari. Debu bercampur abu hampir rata di setiap teras rumah. Kondisi ini membuat warga gerah. Melalui media sosial, ramai-ramai mengutuk. Ada juga menjadikannnya candaan. Untuk menghibur diri, salah seorang netizen menganggap kabut asap sebagai hujan salju. Sarkasme buat pemerintah. "Pontianak hujan salju pak," tulis Sholihin pada status WhatsApp yang menggambarkan postingan video mobilnya dipenuhi abu putih, Minggu (19/8).
Itu sindiran soal salju palsu. Belum lagi yang harus merasakan sesak saluran pernapasan. Demam meriang menyertai. Seperti dilansir akun Instagram milik istri dari mantan ajudan Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, @Merryolivia. Pada postingan terakhir terdapat sebuah video yang menggambarkan putra bungsu mereka sedang di uap. "Akibat kabut asap tebal melande Kote Pontianak. Buntat kaseh mamak batuk sesak," tulisnya.
Bocah berbadan gempal dan tak memakai baju itu tampak menikmati prosesi uapnya. Di dalam video berdurasi 59 detik itu pun terdengar percakapan ibu dan anak."Masih sesak?," tanya Merry. "Iya," jawab putranya.
Saking tebalnya asap, sampai-sampai hastag #savepontianak #kabutasap #savekalbar menjadi tagline terpopuler di Instagram. Berbagai postingan yang menggambarkan tebalnya kabut disertai dengan caption ‘manas’ dari netizen bertaburan. "Suasana malam hari di Pontianak. Timing mudiknya ga tepat, ngarepnya musim durian,yg ada musim asap," tulis akun @reitiva1 pada caption yang menggambarkan suasana malam di Jalan Ahmad Yani, Pontianak.
Pak Presiden, Kapan Tetapkan Bencana Kabut Asap di Pontianak
