Gerakan 2019 Ganti Presiden, Pengamat: Propoganda Ecek-Ecek

  • Bagikan
Menurut dia jika ada media mainstream yang isinya hanya seruan ganti presiden maka silakan laporkan ke Dewan Pers karena itu menjadi media propaganda. “Kalau itu hanya ada di media propaganda yang tidak terdaftar di Dewan Pers laporkan ke polisi. Jadi jangan bikin kontranarasi yang malah menimbulkan konflik-konflik baru,” ujarnya. Sementara itu, pengamat politik dari Indonesia Initiative Instititute (IPI) Karyono Wibowo menilai gerakan itu sebagai upaya menurunkan elektabilitas calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019 mendatang. “#2019GantiPreaiden adalah propaganda politik yang miskin narasi. Itu menurut saya kalau hastag itu digunakan untuk tujuan meningkatkan elektabilitas kandidat lain selain jokowi, maka menurut saya adalah propaganda politik ecek-ecek,” ucap Karyono. Dia berkeyakinan capres petahana Jokowi walaupun terus diserang oleh adanya gerakan hastag tersebut, namun elektabilitasnya tetap tinggi di beberapa hasil survei. 70 persen responden memiliki kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi sejak 2014. “Kalau hastag itu digunakan untuk gerus elektabilitas Jokowi itu jelek sekali dan percuma sekali. Apalagi selisih antara Jokowi dan Probowo berada di 20-an persen. Itu perbuatan fatamorgana dan sia-sia,” beber Karyono. Dia melanjutkan kampanye dalam gerakan #2019GantiPresiden yang digelorakan secara masif oleh para pengusungnya belum mampu menggerus elektabilitas Jokowi. “Kampanye dengan berbagai cara ternyata tidak efektif untuk menggerus elektabilitas Jokowi maupun menaikkan elektabilitas Prabowo,” tandasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan