Go-Jek Mampu Tumbuhkan 442 ribu UMKM di Indonesia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Perkembangan teknologi digital terbukti mampu mengakselerasi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia. Kondisi ini lantas dimanfaatkan oleh angkutan berbasis online seperti halnya Go-Jek.
Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Turro Wongkaren mengatakan, keberadaan platform seperti Go-Jek bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UMKM.
“Keberadaan layanan Go-Food dari Go-Jek mendukung para UMKM untuk go-online, meningkatkan volume transaksi mitra UMKM, membuka akses langsung ke pasar (konsumen) serta meningkatkan aset usaha. Diperkirakan terdapat tambahan Rp 1,7 triliun per tahun yang masuk ke ekonomi nasional dari penghasilan mitra UMKM Go-Food,” kata Turro dalam diskusi yang digelar Katadata Forum, Rabu (29/8).
Bersamaan dengan Turro, Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita menuturkan, kehadiran Go-Jek mampu menumbuhkan UMKM di Indonesia hingga 442 ribu.
“Go-Jek telah membantu lebih dari 442 ribu UMKM Indonesia menjawab tantangan pasar melalui ekosistem Go-Jek. Dengan teknologi yang ditawarkan oleh Go-Jek, pelaku UMKM berhasil memperluas akses ke pasar dan menjangkau lebih dari 96 juta konsumen yang telah mengunduh aplikasi Go-Jek," ujarnya.
"Tahun ini Go-Jek berkomitmen akan terus meningkatkan pemberdayaan UMKM di Indonesia melalui teknologi yang kami miliki," sambungnya.
Berkat kemudahan dan keterbukaan platform Go-Food, UMKM dengan omzet di bawah Rp 1 juta hingga lebih dari Rp 15 juta dapat bersaing dengan perusahaan besar, dengan modal yang relatif kecil. UMKM tersebut dapat beroperasi secara efisien karena dapat memanfaatkan ekosistem Go-Jek, guna mengurangi biaya operasional.
Selain itu, mereka pun dapat memperluas pasar tanpa harus mengeluarkan biaya investasi besar-besaran seperti membuat website. Saat ini di ekosistem GO-JEK terdapat 442.000 UMKM yang didukung oleh GO-FOOD, GO-SEND, dan GO-PAY.
“Dengan menjadi mitra GO-JEK, UMKM dapat dengan mudah dijangkau oleh lebih dari 96 juta konsumen yang telah mengunduh aplikasi GO-JEK di seluruh Indonesia. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya investasi besar untuk perluasan pasar. Melalui GO-SEND, UMKM pun dapat melayani pengiriman hingga ke depan pintu rumah konsumen tanpa harus mengeluarkan biaya besar membeli kendaraan pengantar,” paparnya.
Sementara itu, pengamat UMKM, Erwin Panigoro mengungkapkan, masih ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia. UMKM, kata Erwin, masih menghadapi banyak tantangan di Indonesia, di antaranya adalah kesulitan dalam mendapatkan modal awal, mendapatkan akses ke pasar, melakukan promosi dan marketing, dan memperbesar (scale-up) bisnis mereka.
“Salah satu solusi yang dapat membantu UMKM tumbuh lebih cepat adalah melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Sayangnya, dari 59,2 juta UMKM, baru 3,79 juta yang memanfaatkan platform online dalam berbisnis, atau hanya 8% dari total UMKM di Indonesia,” ucapnya. (Aiy/Fajar)