Fadli Zon: Tidak Ada Demokrasi Tanpa Kritik

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon meminta aksi pelukan antara Joko Widodo, Prabowo Subainto dan atlet pencak silat Hanifa Yudani Kusuma menjadi petunjuk bagi masyarakat Indonesia untuk tetap tenang menjelang Pilpres 2019 nanti. Pasalnya, aksi pelukan itu sukses mencuri perhatian seantero bangsa dan menjadi viral di media-media sosial. Olehnya itu, Fadli Zon berharap kejadian itu memacu kesadaran publik agar lebih tenang menghadapi dinamika politik saat ini. "Menurut saya seharusnya begitu, jadi selama ini kan yang kita lihat dalam banyak sisi, kita juga inginkan satu demokrasi yang damai, kalau kita berdebat engga ada masalah, tapi berdebat kita adalah berdebat dengan kepala dingin, dengan substansi," kata Fadli Zon di Gedung DPR-RI, Kamis (30/8). Politisi asal Minang Kabau itu menuturkan, kritik yang dilayangkan ke Pemerintah merupakan satu hal yang biasa dalam berdemokrasi. Karena, semua negara di dunia yang menerapkan demokrasi pasti menerima kritik dari pihak di luar lingkaran mereka. "Kalau kita mengkritik, ya itulah bagian dari demokrasi. Tidak ada demokrasi tanpa kritik ya, saya kira di seluruh dunia yang negara demokrasi itu pasti selalu ada kritik, ada masukan, ada jawaban dari kritik itu. Itu lah dialektikanya," ujar Fadli Zon. Lanjut Fadli Zon, sikap menyampaikan pendapat yang sering dihalang-halangi belakang ini sangat jauh dari nilai-nilai demokrasi, terkhusus menyampaikan pendapat dengan aksi deklarasi #2019GantiPresiden. Dijelaskan Fadli Zon, seharusnya negara dan publik memberikan aksi tersebut berjalan karena tidak akan terjadi masalah-masalah yang merugikan orang lain.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan