Meski Alami Kenaikan Harga, Elpiji 3 Kg Tidak Pengaruhi Inflasi di Sulsel

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kelangkaan gas elpiji 3 Kg diberbagai daerah di Sulawesi Selatan mendoronfg terjadinya kenaikan harga. Bahkan kenaikan harga menjadi dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET). Atas dasar kenaikan tersebut, gas elpiji 3 Kg digadang-gadang sebagai penyumbang inflasi terbesar di Sulsel. Namun nyatanya hal itu tidak terlalu berpengaruh sama sekali. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah mengatakan bahwa kelangkaan gas elpiji 3 Kg akhir-akhir ini menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen. Tetapi kenaikan itu tertutupi dengan penurunan pada kelompok bahan makanan sebesar 0,98 persen, yang justru malah menyebabkan deflasi sebesar 0,10 persen. "Ini kan terjadi di penghujung bulan Agustus, dan itu tidak terlalu berpengaruh. Dan dua kelompok pengeluaran yang menyebabkan deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,98 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,20 persen,"kata Yos saat konferensi pers di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Jalan H Bau Makassar, Senin (3/9/18). Menurutnya, pola distribusi Pertamina ke setiap kabupaten/kota di Sulsel sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), namun kenaikan harga itu bisa saja diakibatkan oleh oknum pengecer. "Pola distribusi yang kita amati hanya di pasar tradisional atau sampai pada agen saja, pas kita datangi tidak terjadi kenaikan harga,"jelasnya. Dengan demikian, perubahan indeks harga konsumen bulan Agustus 2018 terhadap dua kelompok tersebut memberikan andil negatif, dan menutupi inflasi yang dihasilkan kelompok lainnya.(sul)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan