Nilai Rupiah Anjlok, Aktivis Mahasiswa Lakukan Konsolidasi

BEM UNM sampai saat ini masih dalam tahap mengkaji mengenai pelemahan rupiah ini. Mereka mengindikasikan hingga saat ini, bahwa penyebab melemahnya rupiah bukan karena faktor internal. Hal itulah mengapa BEM UNM belum juga melakukan aksi terkait melemahnya rupiah ini.
Presiden BEM UNM, Dwi Rezky Hardianto juga mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih menganalisis wacana penyebab rupiah bisa melemah. Dari temuannya, ia mengatakan jika ternyata melemahnya rupiah dipegaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok selama ini.
Sehingga dampaknya sejauh ini bukan hanya Indonesia saja yang mengalami pelemahan mata uang, namun beberapa negara berkembang ternyata juga seperti itu.
Dampak secara internal dikatakan Dwi juga belum begitu terasa bagi masyarakat secara umum. Beberapa bahan pokok juga belum mengalami kenaikan harga. Namun ia menambahkan, jika nantinya kelanjutannya mengalami dampak negatif yang lebih banyak, ia berjanji akan melakukan aksi.
“Nanti kalau kami temukan dampak negatifnya lebih banyak, pasti kami akan turun. Artinya bukan hanya dalam bentuk demo saja kami menyampaikan aspirasi, namun semuanya akan kami kritisi dulu, baru nanti akan kami lakukan tindakan,” katanya.
Sama saja dengan di UNM, para aktivis di Unismuh juga sampai sejauh ini tampak belum melakukan tindakan terkait melemahnya rupiah. Namun Ketua BEM Fakultas Sosial Politik (Sospol) Unismuh, Saifullah Bonto mengatakan dalam waktu dekat akan turun melakukan demonstrasi.
“Ini dalam sejarah rupiah kita sampai di angka Rp 15 ribu per US$ 1. Kita tetap akan turun. Ini sebagai bentuk pemerintah kurang becus dalam menaikkan derajat ekonomi kita,” tegas Saifullah.