Selama Pilpres 2019, Masyarakat Bijaklah Gunakan Medsos

  • Bagikan
Medsos/FAJAR
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - 2018 sejak dinyatakan sebagai tahun politik membuat aktivitas di linimasa media sosial begitu ramai. Apalagi ketika sudah ada figur capres yang muncul di Pilpres 2019 mendatang. Hal itu membuat warganet di media sosial (medsos) semakin gencar mempromosikan calon idola mereka. Tidak sedikit pula netizen yang "nyinyir" saling menjatuhkan pasangan yang tidak dijagokannya. Hal itu terlihat dari perang tanda pagar (tagar) yang berlangsung sejak jauh-jauh hari. Mereka ada yang menginginkan Jokowi untuk diganti. Ada pula yang ingin Jokowi tetap bertahan jadi kepala negara. Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasiā€Ž (Perludem) Titi Anggraini menuturkan, saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus terus melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk memahami berkampanye di medsos. Misalnya tidak saling menghujat pasangan capres dan cawapres. Hal itu sangat penting, supaya Pilpres 2019 ini berlansung dengan suasana damai. Tidak adanya saling singgung menyinggung antara pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Prabowo-Sandi. Terlebih tidak melakukan kampanye hitam dan juga soal SARA. "Saat ini pendidikan politik perlu digencarkan, sehingga warga negara ini bisa memahami aturan," ujar Titi, Jumat (21/9). Saat ini pun banyak sekali akun-akun palsu alias buzzer untuk melakukan kampanye di medsos. Menurut Titi, tim kampanye nasional Jokowo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi sebaiknya melapor ke KPU kalau mereka memiliki memiliki akun-akun buzzer. "Kalau ada buzzer berbayar, maka harus laporkan dan ada keterangannya di dalam dana kampanye," katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan