Keliru Cabut Peringatan Tsunami, BMKG Diminta Bertanggungjawab

FAJAR.CO.ID, PALU -- Anggota Komisi V DPR RI, Randy Lamadjido, kecewa berat dengan kinerja BMKG terkait informasi potensi tsunami pasca-gempa mengguncang Kota Palu.
Randy yang merupakan putra asli Kota Palu itu menuntut pertanggungjawaban pihak BMKG yang salah memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Terutama di daerah pesisir Kota Palu.
Randy menambahkan, berdasarkan informasi masyarakat yang dia dapatkan langsung dari sanak saudara yang tinggal di Kota Palu, awalnya masyarakat bersiap-siap menuju daerah aman di pegunungan, menyusul informasi akan terjadinya tsunami, setelah gempa reda.
Namun, beberapa saat kemudian, pihak BMKG mencabut peringatan tersebut. Setelah 2 sampai 3 menit kemudian, ternyata tsunami benar-benar terjadi. Air laut naik menerjang masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.
Menurut informasi yang disampaikan masyarakat kepada Randy, melalui saluran telepon seluler, banyak warga tewas diterjang gelombang tsunami. Daerah yang cukup parah mengalami kerusakan akibat tsunami, terdapat di daerah Petopo.
"Menurut informasi yang saya terima dari keluarga kami yang ada di Kota Palu, banyaknya korban tewas karena diterjang gelombang tsunami dan lumpur yang terbawa bersamaan dengan tingginya air laut akibat gelombang tsunami," sambung Randy lewat wawancara via telpon seluler, Sabtu (29/9/2018) hari ini.
Untuk itu, Randy mendesak pemerintah pusat dan daerah kota Palu, untuk segera memulihkan keadaan di sana.Mengingat saat ini aliran listrik dan sarana air bersih di kota Palu dan sekitarnya praktis lumpuh.