FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar merilis gempa bumi tektonik yang mengguncang beberapa wilayah. Hasil analisis BMKG, gempa bumi tektonik di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara mengalami empat kali gempabumi pada 2 Oktober 2018 pagi hari.Koordinator Gempabumi BMKG Wilayah IV Makassar, Jamroni mengatakan bahwa gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,2 M=5,3 M=5,9 dan M=6,0 (setelah pemutakhiran). Episenter gempabumi pertama terletak pada koordinat 10,65 LS dan 120,18 BT. Sementara episenter gempabumi kedua terletak pada koordinat 10,54 LS dan 120,20 BT, episenter ketiga terletak pada koordinat 10,60 LS dan 120.20 BT, dan episenter keempat 10.52 LS 120.18 BT dengan kedalaman 21 km arah selatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur.”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter pada keempat gempabumi tersebut, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia,”katanya.Selain itu,hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault).”Iya ada gempa pada sesar Sumba. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami,”lanjut Jamroni.Guncangan gempabumi yang pertama dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI), kemudian guncangan gempabumi yang kedua dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI), guncangan gempabumi ketiga dirasakan di Waingapu dan Tambolaka II SIG-BMKG (IV MMI). Guncangan gempabumi keempat dirasakan cukup kuat antara lain di Baing III SIG-BMKG (VI MMI), Haharu II SIG-BMKG (V MMI), Waingapu II SIG-BMKG (IV MMI), Nihiwatu, Tambolaka dan Waikelo II SIG-BMKG (II-III MMI), serta Bima dan Dompu II SIG-BMKG (III MMI).
BACA JUGA
TERKAIT
-
Tsamara Amany Alatas: Maka, Setop Serang dan Zalimi Mas Menteri Nadiem Makarim
-
Polemik Kamus Sejarah Nasional, Nadiem Makarim: Tidak Ada Niatan Sama Sekali Menghilangkan Jejak Sejarah
-
Kemenag Tegaskan Setiap Perkuliahan Tatap Muka Harus Mendapat Izin Satgas Covid-19
-
Doni Monardo: Kerinduan terhadap Keluarga Bisa Menimbulkan Hal yang Tragis
-
Penerima Bantuan DKTS, Tri Rismaharini Bilang Bisa Dilihat di Website
-
KRI Nanggala-402 Hilang, Nicho Silalahi: Pak Prabowo Jangan Sibuk Nanam Singkong Doank
Komentar