Buka festival Forum KTI ke-8, NA: Infrastruktur Tingkatkan Daya Saing Timur Indonesia

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) membuka Festival Forum Kawasan Timur Indonesia (KTI) ke-8 di Four Points by Sheraton, Makassar, Rabu (24/10). Kegiatan ini diadakan pada 24-25 Oktober 2018. NA bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI Yusran Laitupa, Ketua Pokja Forum KTI Winarni Monoarfa dan Wakil Duta Besar Australia Allaster Cox membuka dengan pemukulan gendang. Kegiatan ini mengangkat tema " Lokal dan Berkelanjutan", salah satu rangkaian acara dilakukan hening cipta untuk korban gempa dan tsunami Palu, Donggala dan Sigi (Sulteng). Dan pembacaan puisi dari Luna Vidya. Kegiatan ini sedianya dilaksanakan di Lombok, NTB karena peristiwa gempa kembali diadakan di Makassar. Perhelatan ini mengangkat lima inisiatif lokal yang dinilai mengangkat unsur-unsur mendasar yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan. Diantaraya inisiatif lokal yang disebut Praktik Cerdas tersebut berasal dari Kalaodi - Tidore, Mollo Utara, Manado, Makassar, Papua dan Papua Barat serta mengajak seluruh peserta untuk merayakan kemajuan dari upaya-upaya yang telah dilakukan, bertukar solusi, bertukar informasi, dan memperluas jaringan untuk dapat meningkatkan capaian dan mengembangkan inovasi. "Hari ini tentu Sulsel mendapat rahmat karena pertemuan ini di tempatkan di Makassar," kata Nurdin Abdullah. NA menyebutkan, kegiatan ini merupakan bentuk upayan untuk kemajuan kawasan timur Indonesia. BaKTI juga dinilainya, konsisten melaksanakan forum ini dan diharapkan berperan dalam mempercepat pembangunan di KTI. Sebutnya, Sulsel adalah pintu gerbang KTI. Pontensinya sangat besar, baik di bidang pertanian, perkebunan dan kelautan serta pariwisata. Masalah yang dihadapi adalah pembangunan inftrastruktur, dan berharap target pembangunan infrastruktur nasional bisa diselesaikan tepat waktu. "Kami berterima kasih pada Menteri PUPR dan Presiden, Sulsel dengan keunggulan pertanian dengan hadirnya bendungan, baik Karalloe dan Baliase serta potensi airnya. Dengan hadirnya bendungan ini akan mempercepat pembangunan di Sulsel. Demikian juga trans Sulawesi yang akan diselesaikan hingga Sulawesi Barat," paparnya. Pekerjaan Rumah ke depan adalah menyelesaikan persoalan daerah terisolir, sebutnya, termasuk di Luwu Utara terdapat daerah bernama Seko, yang memiliki potensi besar, termasuk menjadi pusat lumbung daging. Ia juga menyampaikan Sulsel akan kembali membangkitkan produk unggulan Sulsel yang pernah berjaya, seperti coklat dan juga udang sitto (windu). NA berharap semua pihak membantu untuk membangun Kawasan Timur Indonesia dan Sulawesi Selatan pada khususnya. "Kami berharap Yayasan BaKTI bisa menjadi mitra strategis kita ke depan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada," sebutnya. Lanjutnya, peningakatan daya saing Indonesia dalam Indeks Daya Saing Global. Indonesia naik ke peringkat 45 dari 140 negara pada tahun 2018. "Infrastruktur dibutuhkan untuk peningkatan daya saing," ujarnya. (ade/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan