Rencana Nikah Gagal, Agus Tewas Tertembak di Papua

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, GOWA -- Tak pernah terbersit di benak keluarga, Muh Agus (25) akan menemui ajalnya dengan cara setragis ini. Ia tewas tertembak saat mengerjakan proyek infrastruktur jalan dan jembatan di Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Saribulan (BKM), Gowa

Agus memiliki tiga saudara. Namun semuanya perempuan. Empat bersaudara ini merupakan buah hati pasangan suami istri Dg Lenteng (40) dan almarhum Dg Minggu. Sepeninggal suaminya, Dg Lenteng telah menikah lagi dengan Dg Buang. Agus pun menjadi tulang punggung keluarga. Dg Lenteng dan Dg Buang hidup penuh kesederahaan. Rumahnya yang berukuran 6×15 meter terletak di Dusun Botong II, Desa Bontomanai, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa. BKM (FAJAR group) berkunjung ke kediaman mereka, Jumat (6/12). Rumah tanah ini berukuran 6×15 meter. Separuh dindingnya dari seng,. Sebagian lagi menggunakan papan. Sementara untuk plafon dipasang karoro’ atau karung plastik. Sebelum bekerja di perusahaan Istaka Karya untuk proyek di Papua, Agus sempat menjadi buruh sawit di Negeri Jiran Malaysia. Ia berada di sana selama dua tahun. ”Dia (Agus) pulang dari Malaysia pada Juli 2017, bertepatan dengan pernikahan adik perempuannya. Agus sendiri rencananya akan dinikahkan tahun depan,” jelas Dg Lima’, tante Agus yang ditemui, kemarin. Pada bulan November lalu, lanjut Dg Lima’ (50), Agus menelepon ibunya. Ia janji akan pulang ke Gowa pada bulan Desember ini. Memang Agus pulang di waktu yang dijanjikannya. Namun dalam kondisi sudah tak bernyawa lagi. “Iya, Agus memang menelepon ibunya terakhir pada November lalu. Dia janji pulang Desember ini. Ternyata dia pulang tapi sudah meninggal,” ujar Dg Lima’ dengan nada sedih. Diakuinya, tidak ada firasat lain menjelang kepergian Agus untuk selama-lamanya. Namun dia mengingat, ketika ada acara keluarga di Kecamatan Tombolopao, dirinya dan Lenteng (ibu Agus) sempat merasakan sesuatu yang aneh. Kala itu bertepatan dengan hari ditembaknya Agus oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua. “Waktu berada di Tombolopao, saya tiba-tiba mules, mual dan muntah. Lenteng juga begitu. Mual dan muntah. Lain-lain memang perasaanku hari itu. Pas hari itu juga ada informasi bahwa Agus meninggal tertembak di Papua,” terang Dg Lima’ lagi. Agus sudah berada di Papua selama 13 bulan. Dia bekerja setelah diajak dan didaftar oleh kepala Desa Bontoramba untuk bekerja di proyek Istaka Karya tersebut. “Kami sekeluarga tidak pernah ada perasaan lain bahwa Agus akan seperti itu nasibnya. Kami semua kehilangan. Apalagi dia anak satu-satunya laki-laki di keluarganya. Dia punya tiga adik perempuan. Satu orang sudah menikah. Yang paling kecil baru usia 9 tahun,” jelas Dg Lima’. Adnan Janji Bantu Keluarga Jenazah Agus bersama delapan korban penembakan lainnya diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Timika pukul 16.00 Wita, Jumat (7/12). Tiba di Bandara Lanud AU Sultan Hasanuddin Makassar malam hari. Selanjutnya dibawa ke kampung halamannya untuk disemayamkan. Jenazah dalam peti kayu itu langsung dikuburkan di area makam keluarga. Sambil menunggu kedatangan jenazah Agus, pihak keluarga telah berkumpul di rumah duka. Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan berkunjung ke rumah kediaman almarhum, kemarin sore. Ia didampingi Kadis Sosial Syamsuddin Bidol, Kabag Humas Kerjasama Setkab Gowa Abdullah Sirajuddin, dan Kabag Protokol Azhari. Kedatangan orang nomor satu di Gowa ini disambut Penjabat Camat Bungaya Muh Natsir Nompo, dan Sekdes Bontomanai Safri serta Kepala KUA Bungaya Muslimin Ago. Juga tokoh masyarakat Bontomanai. Saat Adnan datang melayat, kedua orangtua Agus tidak ada. Mereka berada di Bandara Lanud AU menjemput kedatangan jenazah anaknya. Bupati disambut para saudara ibu dan bapak Agus, serta keluarga dan warga desa yang datang melayat. Di hadapan para warga dan keluarga korban, Bupati Adnan mengimbau agar kasus yang menimpa Agus ini diserahkan sepenuhnya kepada negara. “Secara pribadi saya menyatakan belasungkawa dan duka mendalam atas peristiwa yang dialami Agus. Saya sangat prihatin dan mengutuk keras atas kejadian ini. Tapi saya minta semoga keluarga yang ditinggalkan dapat menerimanya dengan ikhlas. Serahkan penanganan kasus penembakan yang menewaskan Agus kepada negara. Biarkan negara memberikan ganjaran setimpal bagi pelaku kejahatan ini,” kata Adnan. Ia juga meminta pihak keluarga untuk sesegera mungkin memakamkan jenazah Agus setiba di rumah duka. “Jangan lagi diinapkan, sebab jenazah korban penuh luka. Apalagi sudah lima hari. Karenanya harus segera dimakamkan,” tambah Bupati. Diakui Adnan, kabar meninggalnya Agus akibat penembakan yang dilakukan kelompok kriminal di Papua telah didengarnya sejak lima hari lalu. Namun dirinya belum bisa memastikan apa betul salah satu korban itu adalah warga Gowa. Sebab kabarnya masih sangat simpang siur. Dalam kesempatan itu, bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu orangtua korban yang diketahuinya merupakan keluarga kurang mampu. Penjabat Camat Bungaya Muh Natsir Nompo didampingi Sekdes Bontomanai Safri, mengatakan Agus diketahui sebagai tulang punggung keluarganya. Ayah tirinya hanya seorang petani penggarap. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan keluarga sangatlah tidak memungkinkan. Karena itu, Agus pun menjadi tenaga kerja di Malaysia sebagai buruh sawit. Kemudian berpindah ke Papua menjadi buruh pada proyek pekerjaan jembatan trans Papua. (sar/bkm/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan