Waspada, Siklus 10 Tahunan DBD

Menurutnya lagi, foging hanya mampu membunuh nyamuk dewasa tetapi untuk membunuh jentiknya butuh bantuan masyarakat, apalagi saat ini memasuki musim penghujan menetasnya jentik jentik nyamuk.
“Kalau cuaca seperti ini petugas puskesmas memakai mobil keliling memantau setiap daerah. Masyarakat juga perlu sanitasi lingkungan dengan tidak membuat perindukan nyamuk termasuk di dalam rumah. Bila ada air jernih tergenang sebaiknya dibersihkan, menutup, mengubur kemudian menguras dan membersihkan lingkungan (3M+),” ujarnya.
Selain itu, pencegahan DBD yang dilakukan pihak Dinkes melalui fogging kasus dengan radius 200 meter, dimana dilakukan pada saat ada kasus dan di daerah kasus tersebut terjadi.
“Jadi kalau ada laporan dari puskesmas atau rumah sakit maka kita buatkan jadwal kapan kita turun untuk melakukan fogging, jadi tiap hari kita lakukan foging. Tergantung laporan masuk dari rumah sakit dan puskesmas, biasanya sehari sampai 10 titik kita lakukan foging,” tandasnya.
Ia menambahkan jika tahun ini masyarakat harus waspada masuknya 10 tahunan Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Sebenarnya tahun lalu tetapi karena kasusnya tidak sesuai dengan perkiraan, jadi waspadaki saja, karena itu sudah trendnya. Dan itu harus kita tahu untuk segera diantisipasi dan biasanya kalau kita tau kasus itu akan menurun karena banyak waspada,” tutupnya.
Sebelumnya Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, dr Mappatoba menjelaskan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, puncak penyebaran penyakit DBD adalah saat memasuki musim hujan.