Waspada, Siklus 10 Tahunan DBD

  • Bagikan
“Karena memang sifat penyebaran penyakit DBD biasanya di musim hujan. Sekitar Oktober hingga Januari. Tapi biasanya, kasus DBD paling tinggi ditemukan Januari,” ungkapnya. Namun, kata dia, data dari rekam medik RSUD Labuang Baji mencatat, pasien yang diagnosa DBD dan dirawat di rumah sakit ini selama periode Oktober hingga Desember 2018, serta Januari 2019 tidak terlalu signifikan. Untuk periode Januari hingga November 2018 lalu, jumlah pasien yang ditangani RSUD Labuang Baji sekitar 175 orang. Khusus Desember sekitar 20 orang lebih. Sementara di Januari tahun 2019 ini, tercatat hanya beberapa orang. Mappatoba berasumsi jika masyarakat sudah mengetahui dan paham benar langkah apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegepty itu. Berbicara mengenai DBD, berbicara soal kebersihan, baik di rumah maupun lingkungan sekitar. Jentik nyamuk berkembang biak di air yang tenang dan benda-benda yang tidak digunakan. “Masyarakat semakin sadar pentingnya hidup sehat. Menjaga kondisi agar bisa terhindar dari penyakit DBD,” ungkapnya. Dia melanjutkan, gejala klinis yang ditunjukkan penyakit ini adalah demam yang puncaknya terjadi pada hari kelima. “Yang dikhawatirkan dari DBD adalah syok akibat terjadi pendarahan dalam tubuh karena kekurangan cairan dalam tubuh. Tapi jika sudah hari kelima dan bisa diawasi, berarti lewati masa kritis,” ungkapnya. (nug/bkm/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan