Isu Intoleran Terus Mengancam, Sartono Kuatkan Ideologi Pancasila ke Masyarakat

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Jelang Pilpres 2019, informasi-informasi tidak benar alias hoax terus menggerogoti masyarakat Indonesia lewat media massa, baik media cetak, elektronik, media online hingga media social.
Informasi-informasi hoax ini mampu membuat perpecahan di tengah-tengah masyarakat. Dari perpecahan itu, terjadi tindakan-tindakan intoleransi kepada kelompok-kelompok tertentu.
Memanilisir kejadian tersebut, Anggota DPR-RI Fraksi Partai Demokrat Sartono berinisiatif menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan masyarakat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sebagai langkah cepat menangkal terjadi aksi-aksi intoleransi di wilayah Jatim.
Dalam RDP tersebut, Sartono bersama timnya memfokuskan pada penguatan ideologi Pancasila sebagai landasan utama dalam mencegah aksi intoleransi di tengah- tengah masyarakat, serta sebagai landasan dalam berbangsa dan bernegara, dimana dikuatkan dengan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
“Sebelum wabah intoleransi dan juga radikalisasi yang kian masif saat ini dan merambah ke Desa-Desa, kita harus membentengi terutama wilayah kita dengan penguatan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal ika, supaya masyarakat bijak mencerna informasi yang sangat mudah mereka dapat dari media massa,” kata Aris penggagas komunitas Anak Putus Sekolah (Apus).
Sementara itu, tenaga ahli Sartono, Imam Mahfuz menuturkan, kegiatan RDP 4 Pilar ini sangat dibutuhkan di tengah masyarakat. Berangkat dari beberapa kejadian tentang tindakan intoleran di bangsa ini, para pelaku adu domba mulai menyasar daerah-daerah pedesaan sebagai mangsa mereka untuk menebar ketakutan kepada orang lain.