Simulasi Flood Warning Akan Diterapkan di Bendungan Bili-bili

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Selatan, ternyata menjadi pelajaran bagi pemerintah Sulawesi Selatan untuk berbenah dan mencari solusi yang tepat dalam mengatasi bencana tersebut.
Jumlah kerusakan dan korban yang akibat bencana banjir dibeberapa daerah pun terbilang sangat serius. Sebab, ribuan masyarakat harus mengungsi dan kehilangan rumah akibat kebanjiran, serta 69 korban jiwa meninggal dan diperkirakan akan terus bertambah.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berharap Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang segera menggelar simulasi 'Flood Warning' bagi masyarakat yang tinggal di sekitar bendungan Bili-bili, di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
Ia mencontohkan, simulasi Flood Warning yang dilakukan PT. Vale, perusahaan tambang nikel di Sorowako, Luwu Timur, yang memiliki tiga bendungan yakni Larona, Balambano dan Karebbe.
"PT Vale melakukan beberapa langkah dalam sistem Flood Warning, yaitu memetakan daerah yang terindikasi terdampak jika bendungan jebol, sehingga masyarakat mengetahui posisi rumahnya saat terjadi tanggul jebol dan melakukan simulasi flood warning setiap 6 bulan sekali," ujar Andi Sudirman.
Andi Sudirman menambahkan, sistem Flood Warning bisa diaktifkan dalam control room dari tempat lain dengan standar prosedur operasional yang ketat, yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
Dimana salah satu manfaatnya ada kepercayaan masyarakat pada sistem peringatan dini jika terjadi bencana dan tidak mudah termakan informasi hoaks yang seringkali membuat panik warga.