Emas Mulia di Balik Sampah

Oleh: Joko Intarto
Pertanyaan Erwan Widyarto tiga hari lalu itu akhirnya terjawab dini hari tadi. Di sela-sela persiapan siaran langsung peringatan 93 tahun Nahdlatul Ulama. Di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Saat crew Jagaters set up perangkat live streaming di Plenary Hall, saya jalan-jalan ke ruang lain: Cenderawasih Room I dan II. Ternyata di sana ada persiapan acara yang juga meriah: Green Festival. Menampilkan berbagai kreativitas anak bangsa dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Terutama: sampah!
Perhatian saya langsung tertuju pada sebuah stand kecil. Yang sebenarnya berada di paling ujung. Atau paling pinggir. Kalau dirunut dari panggung utama Green Festival. Tapi menjadi booth paling strategis bagi pengunjung yang datang dari Plenary Hall.
Ada papan nama berwarna dasar hitam pada booth berukuran 3 x 3 meter itu. ‘Gade, clean and gold.’ Begitu bunyi tulisannya.
Kata ‘Gade’ langsung mengingatkan saya pada nama café yang dikelola anak perusahaan Pegadaian. Apakah ada hubungan dengan Pegadaian? Atau sekedar kebetulan? Belum ada orang yang bisa saya konfirmasi. Hanya ada beberapa tukang yang sibuk mengerjakan pembangunan.
Dua jam kemudian, sekitar pukul 02:00, saya dapat jawaban. ‘Gade’ yang terpasang pada booth itu, memang ada hubungan dengan Pegadaian. X-banner di depan booth itu menjelaskan, Gade merupakan program corporate social responsibility Pegadaian.
Konsep program CSR itu sangat menarik. Melalui Gade, masyarakat diajak untuk menjaga kebersihan lingkungan bekerjasama dengan operator bank sampah.