Sasar Generasi Milenial, Koppi Mengintegrasikan Aplikasi, Data dan Teknologi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Tren minum kopi seakan menjadi bagian dari gaya hidup bagi generasi milenial. Hal ini dapat dilihat dari sekian banyak pengunjung di caffee shop atau kedai didominasi anak muda atau generasi milenial. Tren ngopi ini menjadi peluang besar bagi siapa saja yang ingin berbisnis kedai kopi. Jika demikian, apa alasan seseorang minum kopi?
Berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan Koppi (PT. Kopi Petani Indonesia), ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk membeli atau mengonsumsi kopi setiap hari. Antara lain masalah kecepatan, kemudahan, harga dan kualitas rasa.
Untuk faktor yang pertama misalnya, konsumen enggan mengantre lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit sehingga menyebabkan kualitas kopi menjadi tidak segar dan sudah encer.
"Biasanya orang itu males ngantre beli kopi. Kalau sudah lebih dari 15 menit mengantre mereka udah males," ujar Ario Fajar, Marketing Manager Koppi saat pembukaan gerai pertama Koppi di Oakwood Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (31/1).
Alasan kedua, ialah mahalnya harga segelas kopi yang dinikmati di kedai atau diantar (grab and go) juga menjadi faktor penentu. Survei menyebutkan, kemampuan seseorang untuk membeli kopi setiap hari hanya sekitar Rp15.000 - Rp30.000 per gelas.
Di sisi lain, meski kini banyak merek kopi yang menawarkan harga yang murah namun tidak serta merta mendorong seseorang untuk melakukan pembelian. Rasa yang berlebihan seperti terlalu manis adalah hal yang paling sering dikeluhkan konsumen.
"Sekarang kan sudah ada tuh kopi dicampur pisang, alpukat dll. Ini terkadang rasanya kurang pas atau terlalu manis," katanya lagi.
Berangkat dari isu tersebut, Koppi hadir untuk menjawab kebutuhan pecinta dan penikmat kopi di Jabodetabek. Bisnis kopi ini memadukan pengalaman offline dan online untuk menikmati kopi berkualitas melalui aplikasi Koppi.
Ini merupakan aplikasi sekaligus kedai kopi on-demand yang mengintegrasikan aplikasi, data dan teknologi. Artinya, masyarakat bisa memesan kopi terlebih dahulu (pre-order) dengan mengatur waktu pengambilan pesanan (pick-up) atau dengan layanan penga ntaran ekspres (delivery).
Tony Arifin, Founder sekaligus Chief Executive Officer KOPPI, menuturkan Koppi sejatinya diciptakan untuk mengakomodasi kebutuhan serta tren ngopi masyarakat perkotaan. Hal itu bisa dilihat dari menjamurnya kedai kopi di Jakarta yang berskala kecil hingga besar.
"Penikmat kopi kini sudah menyebar ke segala lapisan usia, status sosial dan gender. Tantangannya adalah bagaimana ngopi itu bisa lebih cepat dan mudah, terjangkau, dan rasa kopi yang ditawarkan harus berkualitas," jelas Tony.
Tony memaparkan, aplikasi kopi ini menjawab tantangan melalui layanan pre-order pengantaran ekspres, menggunakan bahan berkualitas, serta harga yang terjangkau sehingga setiap orang bisa ngopi setiap hari.
Saat kita membuka aplikasi Koppi, di sana kita akan melihat ada sekitar 40an menu minuman yang bisa dipesan mulai dari minuman basic kopi, non kopi dan milkshake.
Untuk kualitas rasa contohnya, gerai ini mempercayakan World Barista Champion 2014, Hidenori lzaki, untuk mengembangkan menunya. Hidenori akan menempati posisi sebagai Beverage Manager yang bertanggungjawab atas kualitas minuman.
"Kami bukan hanya menawarkan perbedaan dari segi layanan, tetapi juga kualitas rasa yang tidak bisa ditemukan dikopi lainnya," ungkap Hidenori yang juga menjabat sebagai konsultan di Luckin Coffee Tiongkok dan McDonald Jepang.
Sementara itu, dalam mengembangkan bisnis, lanjut Tony, pihaknya mengedepankan tiga program utama yakni "Menghidupkan, Memberdayakan, dan Menghubungkan". Untuk aspek menghidupkan, pihaknya menggunakan biji kopi Indonesia yang diambil Iangsung dari petani lokal, tanpa syarat tanpa perantara. Dalam hal ini Koppi mulai dengan bekerjasama dengan Asosiasi Petani Pengusaha Kopi Jawa Barat (AP2KJB).
Ketua AP2KJB, Anwar Gayo mengungkapkan, kerjasama antara Koppi dengandap AP2KJB dapat berdampak terhadap kesejahteraan petani kopi di Jawa Barat. la berharap kerjasama dengan petani lokal juga diikuti oleh pemain kopi lainnya.
"Biji kopi kami memiliki kualitas yang sangat baik, bahkan sebagian diekspor untuk perusahaan kopi internasional. Kami sangat senang pihak KOPPI memercayakan bahan baku kopinya dari petani Jawa Barat sekaligus mempromosikan kopi Jabar ke masyarakat," imbuhnya.
Untuk program pemberdayaan, gerai ini berkomitmen meningkatkan kompetensi barista, baik kemampuan teknis dan pengetahuan, serta memberikan kesempatan barista disabilitas (tuli). DaIam menjalankan program ini Koppi bekerjasama dengan komunitas Handai Tuli.
Sementara itu, untuk layanan antar yang lebih cepat Koppi menggandeng jasa layanan kurir sepeda, Westbike Messenger. Layanan pengantaran oleh Westbike hanya bisa digunakan radius maksimal 2 kilometer dari kedai/outlet Koppi yang dipilih.