Pulihkan Trauma Anak Lewat Terapi Mewarnai

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Seni, tidak hanya terbatas pada ekspresi oleh seniman yang dituangkan dalam hasil karya yang memesona dalam bentuk lukisan atau mewarnai namun dapat juga digunakan sebagai media terapi. Tidak kalah dari teknik lainnya, justru seni mewarnai sebagai terapi memiliki kelebihannya tersendiri.
Sebenarnya penggunaan seni sebagai media terapi sudah mulai berkembang sejak tahun 1930-an di mancanegara. Penggunaannya cukup sering tampil pada penanganan kasus trauma. Seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatik seringkali merasa terguncang jiwanya bahkan jauh setelah peristiwa buruk berlalu.
Metode inilah yang diterapkan di Rumah Amalia. Rumah Amalia sebagai Rumah Belajar, sasaran utamanya adalah memberikan pendampingan dan pemulihan bagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya, baik karena meninggal atau berpisah.
Rumah Amalia yang terletak di Kelurahan Sudimara Timur, Kecamatan Cileduk, Kota Tangerang menjadi tempat nyaman dan aman bagi 90 anak yang terdiri dari anak yatim dan anak dari kaum duafa.
Ketua Rumah Amalia, Muhamad Agus Syafii mengatakan bahwa kegiatan mewarnai yang dilakukan Rumah Amalia merupakan terapi untuk mengatasi kasus trauma pada anak-anak.
"Memang anak-anak kita ajak sama-sama untuk mewarnai karena biasanya anak TK (taman Kanak-kanak) sampai kelas 4 tidak bisa bercerita. Dengan mewarnai mereka bisa berekspresi, relaksasi dan menceritakan apa yang mereka rasakan," jelas Agus saat ditemui usai kegiatan terapi trauma dengan mewarnai di Rumah Amalia, Ciledug, Tangerang, Minggu (17/2).