Fadli Zon: Jokowi Pakai Data Bodong dan Ngaur dalam Debat

Wakil Ketua Umum Gerindra ini, juga membeberkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mengungkapkan bahwa, luas lahan kebakaran hutan dalam tiga tahun terakhir secara berturut-turut adalah 14.604,84 hektare (2016), 12.127,49 hektare (2017), dan 4.666.38 hektare (2018).
"Jadi, kementerian yang dipimpinnya sendiri menyebut kebakaran hutan masih terus terjadi. Pertanyaannya kemudian, lalu siapa yang telah mensuplai data bodong kepada Jokowi dalam debat kemarin?," kata Fadli Zon.
Bagian paling menggelikan, lanjutnya, adalah ketika Jokowi menyebut impor jagung kita tinggal 180 ribu ton. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor jagung sepanjang tahun 2018 mencapai 737.228 ton dengan nilai US$150,54 juta.
"Menurut saya, penggunaan data-data bodong dan ngawur semacam itu sangat berbahaya. Bagaimana bisa Pemerintah merumuskan kebijakan publik yang benar, jika rujukan data saja salah dan bermasalah?," tukasnya.
Namun, lanjut Fadli, tak ada yang lebih berbahaya ketimbang pernyataan serampangan mengenai rehabilitasi lahan tambang. Dalam segmen pembahasan isu lingkungan, Jokowi menyatakan kalau lubang bekas tambang bisa dimanfaatkan untuk kolam ikan atau lokasi pariwisata. Menurutnya, Itu adalah pernyataan menyesatkan. "Lubang bekas tambang sudah jelas mengandung banyak polutan dan mineral berbahaya," papar Fadli.
"Dalam catatan saya, masih ada banyak data ngawur lain yang dikemukakan Jokowi dalam debat. Tak sesuai dengan fakta. Tapi hal ini saya lihat sudah banyak juga dibahas oleh orang lain. #JokowiBohongLagi," lanjutnya.