Warga Tumpah Ruah Saksikan Pawai Budaya dan Drama Pertempuran Plataran.

Masih dalam rangkain 70 tahun peringatan Pertempuran Plataran, Universitas Gajahmada Press meluncurkan Buku Akademi Militer Yogya Dalam Perjuangan Fisik, 1945-1949, karya Drs.Moehkardi. "Saya menyarankan agar seluruh anggota IKAM memiliki buku ini, minimal 2 buah, satu utk sendiri dan satu utk anak/cucu. Karena dalam buku ini ada sejarah dan nama-nama orang tua kita," kata Indroyono Soesilo, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Kemenpar yang juga putra Soesilo Sudarman, pahlawan yang ikut berjuang dan tergabung dalam MA Yogya.
Menyusuri jejak sejarah Pertempuran Plataran tak lepas dari tempat-tempat yang menjadi lokasi gerilya para pejuang MA Yogya. Tempat-tempat bersejarah itu antara lain Selomartani, Sambiroto, Jembatan Bogem dan Jembatan Bendan. Selain itu Yogya sebagai kota sejarah juga memiliki lokasi kuat untuk dipromosikan sebagai wisata sejarah.
"Jadi kalau kita di pariwisata untuk mengembangkan suatu destinasi biasanya ada istilah 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksebilitas). Kalau rute pertempuran plataran kita sudah kemas menjadi suatu wisata sejarah, nah ini merupakan suatu yang kita bilang Atraksi," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Eshty Reko Astuty.
Esthy menilai jika ini nanti sudah bersama dengan pemerintah daerah, khususnya di daerah Plataran, dimana sejarah itu terjadi maka bukan tidak mungkin mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerah Plataran.
"Saya lihat ini sudah ada, seperti dari warga desanya, sudah membuat suatu even atau aktifitas. Seperti kemarin katanya sudah ada parade, terus kemudian ada beberapa aktifitas lain yang bisa dilaksanakan. Nah ini mungkin bisa memperkaya suatu jalur wisata sejarah atau produk wisata sejarah yang kita buat rutenya tadi," ujar Eshty.