Panen Melimpah, Pemerintah Siap Jaga Stabilitas Harga Jagung Petani

Sekretaris Perum Bulog Aijun Ansol Siregar mengungkapkan penyerapan ini dalam rangka menghadapi puncak panen raya pada Februari – Maret 2019. “Kita perlu menjaga keseimbangan kepentingan petani jagung, peternak unggas, dan industri pakan,” jelasnya pada kesempatan terpisah, Senin (4/3) kemarin.
Meskipun tetap mengacu pada Permendag 58/2018, Bulog kali ini turut menggunakan skema komersial sehingga memungkinkan harga pembelian jagung berada di atas harga acuan pembelian yang telah ditetapkan pemerintah.
"Pembelian jagung oleh Bulog melalui skema komersial ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap petani jagung. Juga untuk memenuhi kebutuhan peternak unggas agar tetap berperan dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Penyerapan jagung lokal Bulog Divre Lampung bekerja sama dengan Gapoktan Harapan Bersama serta berkoordinasi dengan Kodim 0429/Lampung Timur, BULOG Divre Lampung melakukan pembelian jagung lokal dari petani Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Sribawono Lampung Timur. Sementara Bulog Subdivre Bojonegoro melakukan kerja sama dengan Gapoktan se-Kabupaten Tuban dan Paguyuban Peternak Unggas Kabupaten Tuban dalam menyerap dan mendistribusikan jagung lokal.
Buka Opsi Ekspor Jagung
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengungkapkan pada panen raya kali ini sangat terbuka peluang Indonesia untuk melakukan ekspor jagung. Pembukaan pasar ekspor untuk komoditas jagung dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas harga jagung saat panen raya.
"Saya setuju kalau ada kelebihan produksi, jangan hanya untuk dalam negeri tapi juga ekspor, sehingga harga menguntungkan. Kalau produksi tinggi tapi tidak bisa ekspor, harganya akan jatuh," ungkapnya saat menghadiri panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3). Didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Presiden Jokowi melakukan panen di lahan jagung seluas 1.392 hektare yang tersebar di Desa Botuwumbato, Kabupaten Gorontalo Utara dan Desa Motilangu.