Bersama Petani Milenial, Kementan Fokus Bikin Petani Sayuran Cianjur Maju

Oleh karenanya, lanjut Suwandi, petani jangan terus berpikir pada turunnya harga yang menyebabkan merugi. Sebab harga merupakan akibat yang sebabnya karena berbagai faktor. Mulai dari sistem produksi karena panen melimpah dan biaya yang tinggi. Kemudian harga naik disebabkan juga faktor distribusi, logistik atau penyimpanan yang belum memadai dan tata niaga atau prilaku pasar itu sendiri.
"Kementan sudah jalan mengurai masalah ini. Misal terkait logistik, Kementan telah memberikan bantuan gudang pendingin. Masalah distribusi telah bangun pasar lelang," ujarnya.
"Untuk mensiasati harga turun dan tingkatkan produksi, ini sangat bisa dilakukan petani sendiri. Pertama, efisienkan biaya produksi dengan menggunakan benih unggul dan pestisida maupun pupuk organik dari buatan sendiri. Efisiensi biaya pun melalui sistem budidaya ranch shelter," pintanya
Kedua, yakni melakukan budidaya sayuran dengan sistem tumpang sari, sehingga petani tidak bergantung pada satu komoditas saja. Ketiga, langkah untuk mensiasati harga yakni membentuk koperasi dan sejenisnya. Dengan koperasi, ibarat sapu lidi, petani bersama-sama akan menjadi kuat, sehingga petani setelah berkelompok menjadi naik kelas.
"Koperasi bisa melayani input sehingga benih unggul, pupuk, pestisida seragam diterima petani dan untuk transfer teknologi sehingga sayuran dihasilkan berkualitas tinggi yang seragam," sebutnya.
"Petani pun mudah bermitra mendapatkan akses pembiayaan, kredit, asuransi dan pemasaran bersama pelaku pasar modern hingga eksportir. Mendapatkan akses hilirisasi pun juga mudah. Petani tidak hanya jual dalam bentuk sayuran segar, tapi bentuk olahan," pinta Suwandi.