Rintis Jalan di Lokasi Ekstrem, Kodim 1422 Maros Angkut Material Pakai Motor Gabah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, MAROS -- Medan ekstrem tak menyurutkan semangat para personel Kodim 1422 Maros yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) untuk menggenjot perintisan jalan di Kecamatan Tompobulu, Minggu (17/03/19). Jarak tempuh dari titik 0 perintisan jalan ke lokasi pengerjaan decker 5 yang saat ini dikerjakan sekitar 1,5 kilometer. Sementara jarak dari Kantor Camat ke lokasi perintisan sekitar 5 kilometer. Pada hari ke 19 ini Satgas TMMD Kodim 1422 Maros pun terus menggenjot perintisan jalan yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Tompobulu ini. Terbukti meski hari libur, 150 personel yang tergabung dalam Satgas TMMD Modim 1422 Maros ini terus bekerja secara maraton. Lokasi yang kerap diguyur hujan dan medan berlumpur pun tak membuat mereka patah semangat. Menariknya lagi bukan hanya kalangan prajurit TNI dan Polri yang melakukan pengerjaan perintisan jalan di lokasi yang menghubungkan dua desa yakni Dusun Pattiro Baji Desa Bontomanai dengan Dusun Damma Desa Bontomatinggi sejumlah warga pun ikut berpartisipasi. Mereka cukup aktif membantu para anggota satgas TMMD. Mulai dari pengangkutan bahan material hingga dalam proses pengerjaannya. Bahkan ketika hujan dan membuat jalan berlumpur sejumlah material harus diangkut secara manual. Seperti batu dan gorong-gorong biasanya dilangsir secara manual. Atau terkadang gorong-gorong itu dilangsir menggunakan escavator. Sedangkan untuk material lainnya seperti semen dan pasir biasanya diangkut dengan menggunakan motor khusus pengangkut gabah. Komandan Kodim 1422 Maros, Letkol Inf Farid Yudho mengatakan waktu pengerjaan perintisan jalan yang menjadi program TMMD ini tersisa dua pekan lagi. Sehingga kata dia, meski cuaca ekstrim mereka tetap bekerja seperti biasanya. Diakuinya untuk perintisan jalan yang menghubungkan antara Dusun Pattirobaji Desa Bontomanai dengan Dusun Damma Desa Bontomatinggi di Kecamatan Tompobulu ini panjangnya hanya 3.550 meter atau 3,5 kilometer. Namun medannya sangat sulit. "Jalan perintisan ini memang hanya 3,5 kilometer, tapi medannya sangat sulit ditambah cuaca seperti saat ini," jelasnya. Farid juga mengakui jika hal yang terberat dalam perintisan jalan itu yakni pengangkutan bahan material seperti batu dan semen. "Biasanya prajurit bersama warga, hanya bisa menggunakan motor khusus yang biasa dipakai mengangkut gabah, karena mobil belum bisa tembus ke lokasi. Medannya juga berlumpur dan licin," ungkapnya. Bahkan kata dia, jarak pengangkutannya pun mencapai 5 kilometer dengan kondisi jalan yang becek berlumpur. Saat hujan pun, tak jarang, mereka beberapa kali terjatuh dari atas motor karena licin. Karena Satu kendaraan hanya bisa mengangkut satu sak semen, merekapun harus bolak-balik. "Memang bahan-bahan material yang kita gunakan harus diangkut menggunakan motor khusus milik warga. Sebab medannya memang belum bisa dilalui mobil," ungkapnya. Apalagi kata dia, saat ini hujan terus sehingga  semakin beratlah pengerjaannya. "Tapi namanya tugas, kita tetap kerjakan apapun konsekwensinya," katanya. Dalam pelaksanaannya kata dia, pihaknya melibatkan sekitar 150 orang personil TNI-Polri termasuk pemerintah Kabupaten. Perintisan jalan ini kata dia, menghubungkan Desa Bontomanai ke Desa Bonto Matinggi. "Jadi masyarakat yang biasanya berputar sekarang dengan di buatkan jalan rintis ini diharapkan bisa mempersingkat rute baik akomodasi, hasil panen yang sakit semuanya bisa lebih cepat," ungkapnya. Dimana dengan rampungnya jalan rintis ini bisa menghemat jarak tempuh sejauh 25 kilometer dari  Desa Bontomanai ke Desa Bontomatinggi. Dia juga mengatakan jalan rintis yang menghubungkan Bontomanai dan Bontomanurung dipilih oleh Satgas TMMD setelah sebelumnya sempat viral di media. Sebab ada puluhan siswa yang berenang di sungai karena jembatannya mangkrak. Namun setelah jembatannya dibangun rampung, kini prajurit TNI merintis jalan penghubung yang lebih dekat. "Jembatan itu memang telah dibangun, tapi akses jalannya belum memadai. Nah kita juga buat rintisan jalan agar lebih mempersingkat jarak saja," akunya. Selain itu kata dia pihaknya akan membangun tujuh unit MCK di tujuh titik berbeda di Desa Bontomanai dan Bontomatinggi. "Ada tujuh MCK yang akan kita bangun di tujuh titik ketinggian," katanya. Dan Sub Unit Intel Dim 1422 Maros yang juga Koordinator Pendropan Material TMMD ke 104, Pelda Amrullah mengatakan dalam program TMMD ini ada tujuh titik pengerjaan. "Panjangnya 3,5 kilometer," katanya. Diakuinya pengangkutan material ketika hujan dan jalam becek dilakukan dengan melangsir. "Kalau gorong-gorong itubdilangsir menggunakan eskavator. Karena kalau seperti sekarang inibjalan berlumpur dan becek sehingga truk susah masuk. Sementara untuk yang material lainnya sepeti semen dan pasir juga diangkut menggunakan motor gabah dari Sungai Jembatan Gantung Dusun Damma Desa Bontomatinggi," katanya. Salah seorang warga, Dg Ali mengaku sangat bersyukur dengan adanya perintisan jalan ini. Sebab nantinya jika jalan ini rampung mereka yang biasanya harus berputar jika membawa hasil kebunnya kini sudah lebih dekat. "Terima kasih banyak, karena dengan adanya kegiatan TMMD warga setempat nantinya bisa memudahkan akses jalan warga. Serta memudahkan membawa hasil kebun," katanya. Selain merintis jalan dan membangun MCK di 7 lokasi berbeda, satgas TMMD juga melakukan program non fisik seperti pelayanan kesehatan gratis dan penyuluhan, juga telah dilaksanakan oleh prajurit TNI ke warga setempat. (rin)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan