Bandingkan Elektabilitas Jokowi dengan SBY, Ini Analisis Kubu Prabowo

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID--Juru kampanye nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Moh Nizar Zahro tidak kaget dengan survei Litbang Kompas yang masih menempatkan keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, mengacu survei tersebut, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf di posisi 49,2 persen dan Prabowo - Sandiaga 37,4 persen. Selisih keduanya semakin menipis di angka 11,8 persen. Padahal survei Oktober 2018, selisih 01-02 masih 19,9 persen. "Sebetulnya elektabilitas Prabowo - Sandi sudah mengungguli Jokowi - Ma'ruf. Fakta lapangan sulit dibantah. Kampanye Prabowo-Sandi selalu dihadiri lautan manusia. Sementara Jokowi-Ma'ruf lebih banyak sepinya," ucap Nizar, Rabu (20/3/2019). Ketua DPP Gerindra bahkan berani mengklaim angka 13,4 persen responden yang masih merahasiakan pilihannya, sejatinya lebih memilih capres 02. Oleh karena itu, fakta akan berbicara pada 17 April mendatang. "Nanti kita buktikan di kampanye terbuka, pendukung Prabowo - Sandi makin membeludak. Rakyat sudah sadar bahwa selama ini dibohongi Jokowi. Rakyat ingin pemimpin yang jujur," tuturnya. Nizar menambahkan, pada umumnya seorang capres petahana dianggap aman jika elektabilitasnya di atas 50 persen. Namun bila di bawah 50 persen, itu menunjukkan rakyat menghendaki perubahan. Politikus Senayan ini bahkan membandingkan elektabilitas Jokowi periode kedua, dengan pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Pada 2009, sebulan sebelum Pilpres, tingkat keterpilihan Ketum Demokrat itu 72 persen, dan realisasinya saat pemilu 62 persen. "Kalau Jokowi hari 49,2 persen, bisa di pastikan hasilnya tanggal 17 April 2019 adalah 39,2 persen untuk Jokowi - Ma'ruf, 60,8 persen untuk Prabowo - Sandi," sebut Nizar. (jpnn)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan