Mahasiswi Jual Sel Telurnya, Ini Pemicunya

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID--Terlilit utang, seorang mahasiswi di Tiongkok menjalani dua prosedur bedah untuk menjual sel telurnya ke pasar ilegal. Itu dilakukan untuk membayar utang sebesar USD9.000. Dilansir dari The Star pada Rabu (20/3/2019), ini menjadi kasus terbaru yang mengekspos pasar gelap telur. Kebanyakan penjual telur merupakan mahasiswi. Mereka menjual telurnya kepada pasangan infertil yang mencoba memiliki anak. Apalagi kini kebijakan satu anak dihapus di Tiongkok. Dalam sebuah klip audio yang diperoleh Thepaper.cn, mahasiswi dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok itu menceritakan bagaimana dia menjual 29 telurnya dalam dua prosedur terpisah. Mahasiswi itu mengatakan, ia diberi obat lebih dari 10 hari untuk merangsang indung telurnya sebelum telur itu dipanen dalam prosedur yang dilakukan tanpa anestesi. Biasanya seorang perempuan menghasilkan satu telur setiap bulan. Obat kesuburan dapat menyebabkan berbagai efek samping termasuk perubahan suasana hati, mual, dan peningkatan risiko keguguran. Global Burden of Disease Study 2017 menyebutkan jumlah perempuan Tiongkok yang mandul sekitar 2.700 dari setiap 100 ribu. Menurut Thepaper.cn, iklan dari agen ilegal yang mencari mahasiswa untuk menjual telur mereka dapat ditemukan di beberapa kampus universitas di Wuhan dan sering di-posting di asrama perempuan. Mereka biasanya menawarkan untuk membayar antara 10–50 ribu yen untuk setiap prosedur bedah, dengan seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari. Mahasiswi yang menceritakan kisahnya tidak mengatakan berapa banyak dia dibayar. "Mereka memeriksa tingkat pendidikan calon penjual telur, status kesehatan, dan mempertimbangkan tinggi dan penampilan," katanya. Menjelang operasi kedua, mahasiswi itu diperiksa setiap beberapa hari di rumah sakit. Ia mengatakan, prosedurnya pembedahan dilakukan di klinik ilegal agensi. "Pertama kali, di Shanghai, saya minum obat anti-inflamasi selama tiga hari setelah operasi," kata mahasiswi itu. "Kedua kalinya, di Wuhan, saya diberi obat anti-inflamasi selama empat hari," ujarnya. Pada 2017, seorang remaja di provinsi Guangdong hampir mati setelah ia dioperasi untuk menjual telurnya ke agen ilegal seharga 15 ribu yen. Dia jatuh sakit tiga hari setelah menerima suntikan untuk merangsang indung telurnya dan harus dirawat di rumah sakit. Dokter mengatakan indung telurnya telah rusak parah. Dua anggota staf agensi dipenjara selama satu tahun dan 10 bulan masing-masing karena mempraktikkan pengobatan secara ilegal. (jpnn)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan