Pileg 2019 Jadi Momentum Kebangkitan Perempuan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 menjadi momentum kebangkitan bagi kaum perempuan dalam berperan aktif mendukung anggota parlemen perempuan.
Dosen Senior London School of Public Relation Jakarta Ahmed Kurnia S, mengatakan, keterwakilan kaum perempuan saat ini sangat minim. Di bawah angka 15 persen.
Padahal lanjutnya, kuota parlemen perempuan sebanyak 30 persen dari total seluruh anggota legislatif. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan disaat jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
"Saat kaum perempuan itu bangkit dan produk legislasi perlu aspirasi kaum perempuan," ujarnya di Forum Partisipasi Pemilih Pemula dan Perempuan: Suara Kita Menentukan Masa Depan Bangsa, di Auditorium Baruga, Universitas Hasanuddin, Rabu, 20 Maret.
Hasil rekapitulasi dan penetapan hasil perhitungan suara Pilkada Serentak 2018 pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur bebernya, angka rata-rata partisipasi masyarakat mencapai 72,66 persen. Terhitung partisipasi laki-laki mencapai 69,90 persen dan perempuan 75,93 persen.
Sedangkan, dalam partisipasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati mencapai angka 75,56 persen dengan angka partisipasi perempuan 77,68 dan partisipasi laki-laki hanya 73,46 persen. Data KPU juga menyebutkan partisipasi publik di tingkat kota mencapai 73,82 persen suara dengan persentasi laki-laki 70,76 persen dan partisipasi perempuan 76,90 persen.
Dia berharap, ditahun-tahun berikutnya pemilih perempuan dapat terus mendukung parlemen perempuan. Adanya dukungan kuat akan membuat produk legislasi semakin menjadi lebih baik bagi kaum perempuan.
"Jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari pemilih pria, sudah saatnya perempuan aktif memilih dan memilih wakilnya di parlemen," pungkasnya. (ans)