Bom Ikan Marak, Aktivis Lingkungan Sebut Pola Pikir Nelayan Harus Diubah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, BELOPA -- Penggunaan bom ikan marak di Kabupaten Luwu. Sejumlah bahan baku bom ikan ditemukan aparat Polres Luwu di Perairan Ulo-ulo, Kecamatan Belopa saat menggelar patroli laut di sepanjang Teluk Bone, Sabtu petang, 16 Maret 2019 lalu. Polisi menemukan 13 karung pupuk yang diduga berisikan bahan peledak untuk bom ikan. Kasat Sabhara, AKP Abubakar Salihi, mengatakan, bahan pedelak sebanyak 13 karung ini disembunyikan di hutan mangrove. ''Kami semubunyikan bahan peledak untuk bom ikan yang disimpan rapi di hutan mangrove yang ada di Ulo-Ulo,'' kata Abubakar. Bahan peledak untuk bom ikan tidak hanya disimpan dalam satu titik. Tetapi di beberapa tempat. Ketua Yayasan Lestari Lingkungan Indonesia Kabupaten Luwu, Dzul Arrahman meminta pemerintah harus tegas terhadap pelaku bon ikan. ''Kesadaran masyarakat pesisir Ulo-ulo memang tidak ada. Kalau kita ketemu seolah-olah tidak bersalah,'' kata Dzul Arrahman kepada FAJAR. Menurutnya, mindset atau pola pikir masyarakat harus diubah. Selama ini, masyarakat selalu berjanji menghentikan penangkapan dengan bom ikan. Asalkan diberikan bantuan alat tangkap. Tahun 2005 lalu, Dzul mengaku telah memfasilitasi ke pemerintah. Hasilnya, petani sudah dapat bantuan alat tangkap. Namun belakangan ini terlihat banyak lagi nelayan ditangkap melakukan bom ikan.''Biasanya mereka gunakan bom ikan kalau ada pesta. Supaya dapat banyak ikan. Tapi ada mi yang sadar. Cuman banyak lagi yang melakukan,'' papar alumni Jurusan konservasi laut, Fakultas Kelautan Unhas ini.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan