Cegah Neuropati dengan Aktivitas Fisik dan Asupan Vitamin Neurotropik

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Berdasarkan survei Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017, sebanyak 50% pengguna aktif internet menggunakan smartphone. Di kalangan millenial berusia 20 - 35 tahun yang 94,4% telah terkoneksi internet, sebanyak 98,2% menggunakan smartphone rata-rata 7 jam sehari. Dan bahkan 79% langsung memeriksa smartphone 1 menit setelah bangun tidur.

"Perkembangan teknologi artinya banyak kemudahan, namun di saat yang sama screentime lebih lama dan dapat berisiko terhadap kesehatan," kata Fita Maulani, Sekretaris Jenderal Asosiasi Internet of Things Indonesia pada temu media Neurobion di Menteng, Jakarta, Rabu (27/3).

Kebiasaan menggunakan gawai atau gadget ini berisiko terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati. Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat mengatakan kesehatan saraf tepi dapat dijaga dengan deteksi dini, olah raga secara teratur seperti NeuroMove, serta cukupi asupan vitamin neurotropik (vitamin B1, B6, dan B12). "Pencegahan neuropati dapat dilakukan dengan mudah," katanya.

Anie Rachmayani, Consumer Health Associate Director of Marketing, PT P&G PHCI Indonesia mengatakan saat ini teknologi berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat, namun penggunaan dalam jangka waktu lama berisiko kerusakan saraf tepi.

Neurobion berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan dapat menjalani hidup berkualitas melalui kampanye terintegrasi Total Solution yang mengajak masyarakat merawat sarafnya. "Secara kontinu, kami mendorong masyarakat agar selalu waspada dengan risiko neuropati melalui deteksi dini dan konsumsi rutin vitamin neurotropik," ujarnya.

Pada Studi Klinis 2018 NENOIN (Penelitian Non-intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan bahwa konsumsi kombinasi vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga 62,9% dalam 3 bulan periode konsumsi. Vitamin neurotropik yang digunakan dalam studi ini adalah Neurobion Forte.

"Pada hasil studi juga ditemukan bahwa kombinasi vitamin neurotropik memiliki profil toleransi yang baik sehingga aman untuk dikonsumsi jangka panjang," jelas Anie. Studi ini melibatkan 411 responden penderita neuropati usia 18 - 65 tahun dengan etiologi  berbeda dan mengalami gejala neuropati ringan sampai sedang. Etiologi responden antara lain, diabetes (104 orang), carpal tunnel syndrome (44 orang), Idiopathic (112 orang), penyebab lain (25 orang) dan kombinasi (126 orang).

Selama masa penelitian, responden mengonsumsi satu tablet vitamin neurotropik sekali sehari setelah makan. Kombinasi vitamin neurotropik yang digunakan adalah Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) and B12 (5000μg) dari Neurobion Forte. Studi dilakukan di sembilan kota besar di Indonesia.

Berdasarkan data yang diperoleh setelah 12 minggu, secara keseluruhan gejala neuropati berkurang sebanyak 62.9%. Masing-masing pengurangan gejala neuropati berkurang secara drastis, yakni rasa sakit berkurang 64.7%, rasa terbakar berkurang 80.6%, rasa kesemutan berkurang 61.3%, dan rasa baal/kebas berkurang 55.9%. "Total solution yang kami komunikasikan dimulai dari edukasi gejala, dampak, dan pencegahan neuropati, rutin konsumsi produk vitamin neurotropik berkualitas yang terbukti klinis dengan varian yang disesuaikan dengan tingkat gejala, periksakan dini di ‘Neuropathy Check Point’ jika merasakan gejala ringan dan segera konsultasikan jika gejala mulai mengganggu, dan aktif melakukan senam kesehatan saraf NeuroMove," jelas Anie.

Masyarakat dapat mengonsumsi Neurobion Forte apabila mengalami gejala neuropati ringan sampai berat. Selanjutnya, untuk menjaga dan mencegah gejala neuropati muncul kembali, dapat dilanjutkan dengan Neurobion putih.(dim)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan