Irawati

  • Bagikan
Pada tahun 1929 itu belum ada negara yang disebut Pakistan. Seluruh kawasan ini masih disebut India. Di bawah penjajahan Inggris. Masih ingat sejarah ini bukan? Sebelum terjadi perang Inggris - Belanda, kawasan Timur Jauh ini dikuasai satu perusahaan. Kongsi dua negara itu. Waktu terjadi perang di Eropa, pemegang saham perusahaan itu sepakat: perusahaan dibagi dua. Pemegang saham Inggris menguasai India dan sekitarnya. Yang kaya akan kapas. Pemegang saham Belanda menguasai India Timur (kelak disebut Indonesia). Yang kaya akan rempah. Jadi, sejak zaman itu pun, yang menjajah itu sebenarnya perusahaan. Perusahaan asing. Pada tahun 1929 itulah gerakan melawan Inggris memuncak. Tokoh utamanya Anda sudah tahu: Mahatma Gandhi. Tokoh politiknya: Jawaharlal Nehru. Waktu itu tokoh-tokoh anti penjajah lagi kumpul di Lahore. Menancapkan tonggak ini: ingin India merdeka. Istilah mereka bukan merdeka, tetapi Purna Swaraj. Mengurus sendiri secara keseluruhan. Artinya, ya, merdeka. Habis rapat, para pejuang itu menuju Sungai Ravi. Nehru naik kuda putih. Jaraknya sekitar 2 km. Mengingatkan pada sosok Dewa Indra. Di tepi Sungai Irawati itulah para pejuang tampil. Berpidato bergantian. Pidato Nehru sangat memikat: Di tepi sungai yang sakral ini kita bersumpah untuk India merdeka. Purna swaraj. Bebas dari penjajahan. Seperti leluhur kita dulu. Kita bersumpah Kota Lohore yang sakral ini akan jadi pusat India untuk budaya dan ilmu pengetahuan. Begitulah kurang lebihnya. Setelah itu Nehru mengibarkan bendera tiga warna. Bendera India. Di tepi Sungai Ravi, di Lahore ini.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan