Elektrifikasi untuk Mengangkat Harkat Masyarakat

  • Bagikan
Fatah mengaku selalu bahagia ketika proyek pembangunan perumahan yang tengah ia bangun ikut memberi manfaat terhadap kehidupan penduduk yang bermukim di desa-desa sekitarnya. Maklum saja, sebagai pengembang ia harus bisa menyediakan layanan listrik untuk konsumennya. Nah imbasnya, pemukiman di sekitar proyek yang semula belum teraliri listrik, bisa ikut nebeng tiang listrik dan trafo yang dibangun PLN berdasarkan izin yang diajukan Fatah untuk kompleksnya. Begitulah, kendati PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY telah menargetkan rasio elektrifikasi bisa mencapai 100% pada tahun ini, Fatah seringkali menemukan spot-spot pemukiman yang luput dari jangkauan aliran listrik. Spot itu biasanya berupa komunitas rumah yang penduduknya tidak terlalu banyak, dan jaraknya cukup jauh dari transmisi tegangan menengah listrik. Hanya saja, PLN pun harus mempertimbangkan efisiensi biaya untuk mengalirkan listrik ke sana. Karena selain butuh trafo tersendiri, untuk mengalirkan listrik ke pemukiman di pelosok seperti itu sudah tentu butuh sambungan kabel transmisi dan tiang-tiang listrik baru yang biayanya tidak sedikit. Nun di Tembilahan, salah satu kabupaten di provinsi Riau yang berada di perbatasan Jambi, Ridwan Hartono juga menjadi saksi geliat kehidupan dan ekonomi masyarakat yang terjadi akibat masuknya listrik. Daerah di pelosok Indragiri hilir yang biasanya mati begitu Maghrib turun, sejak setahun terakhir hidup sampai malam. Warung-warung buka lebih larut, udara malam tak lagi sepi berhias suara jangkrik karena sekarang ada bunyi televisi yang menguar dari rumah-rumah.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan