Lindungi Jantung Anda, Pentingnya Deteksi Dini

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular atau Cardiovascular Diseases (CVD) di seluruh penduduk Indonesia pada semua usia adalah 1,5%, artinya 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Penyakit kardiovaskular juga merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan Universal Health Coverage karena prevalensi yang semakin lazim dalam populasi, dan pada kondisi kronis, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal. Dr. Asik, MPPM, Kepala Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa saat ini hampir semua faktor resiko penyakit jantung, seperti hipertensi, gula darah/diabetes, dan rokok meningkat, khususnya pada generasi muda. "Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti malas bergerak (mager) dan makan berlebih juga menjadi penyebab meningkatnya prevalensi penyakit ini di Indonesia dan membengkaknya pembiayaan BPJS," jelas dr. Asik pada diskusi media "Lindungi Jantung Anda - Pentingnya Deteksi Dini" dilaksanakan Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA) dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia (World Health Day/WHD) di Menteng, Jakarta, Kamis (11/4). Dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K) Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menjelaskan secara garis besar, faktor resiko penyakit jantung dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu faktor resiko tradisional dan faktor non-tradisional. "Faktor resiko tradisional adalah faktor resiko yang sudah diketahui banyak orang, seperti merokok, makanan, dan gaya hidup. Faktor resiko non-tradisional seperti adanya zat asing yang ada ditubuh dan menjadi pemicu penyakit jantung," kata dr. Ario.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan