Oman Ibadi

  • Bagikan
Baru setelah kelak terjun ke media saya punya bacaan yang beragam. Termasuk literatur mengenai Khawarij itu. Bacaan baru itu memberikan gambaran yang berbeda mengenai Khawarij. Lebih positif. Disebutkan, Khawarij itu muncul di Madinah lantaran justru ingin netral. Tidak mau memihak Khalifah Ustman bin Affan. Sekaligus tidak mau memihak Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pertentangan kedua kubu itu luar biasa sengitnya. Lalu ada kelompok yang gelisah. Mengapa pertentangan itu begitu hebatnya. Padahal sesama sahabat dekat Nabi Muhammad SAW. Usman yang begitu kaya raya tentu mampu melakukan apa saja. Menjadi sangat berpengaruh. Sebaliknya Ali. Yang sikapnya mencerminkan seorang sufi. Menjauh dari keduniaan. Memang ada kelompok di dalam Khawarij yang ekstrim. Memusuhi dua-duanya. Konon sampai membunuhnya. Agar tidak ada lagi pertentangan. Namun ada juga kelompok yang moderat. Yang tidak menyukai kedua kubu itu tapi tidak memusuhi mereka. Ibadi yang 'terbang' ke Oman itu adalah kelompok Khawarij yang moderat ini. Setelah tersingkir dari Madinah mereka mengembangkan diri ke Basrah. Satu kota pelabuhan di Iraq. Di Basra pun kemudian terdesak. Akhirnya menyingkir ke Oman. Yang waktu itu dianggap ujung tanah Arab yang terpencil. Di situlah kelompok ini bersembunyi. Lalu membentuk kesultanan Oman. Sampai sekarang. Masjid-masjid Ibadi di Oman indah-indah, tetapi sederhana. Tidak ada hiasan apa pun. Termasuk kaligrafi. Saya memerlukan ke masjid terbesarnya: Grand Mosque. Sangat besar. Megah, tetapi simpel.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan